Ilustrasi/suaraalifuru.com

Koran Sulindo – Ribuan massa pendukung pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur itu menyemut ketika mengelilingi sejumlah ruas jalan di Kota Ambon, Maluku, awal Januari lalu. Menggunakan kendaraan berjenis kapal dan Rumah Baileo, mereka tiba di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku, diiringi seluruh pimpinan partai politik yang berkoalisi mendukung.

Dalam proses pendaftaran itu, berkas Murad Ismail-Barnabas Orno dinyatakan memenuhi seluruh persyaratan pendaftaran yang diatur dalam mekanisme KPU. Pasangan yang mengusung tema “Maluku Punya Gubernur Baru” bahkan tidak mendapat catatan satu pun dari KPU Maluku.

Kapal yang membawa mereka meluncur hingga Pilkada Maluku 2018 ini bersimbol penting.

“Ayah saya adalah seorang nelayan tulen yang kemudian menjadi juragan ikan. Sehingga selaku anak nelayan saya ingin mengenang peristiwa tersebut,” kata Murad Ismail.

Selain romantisme itu, alasan lain adalah Maluku merupakan wilayah maritim yang handal. Bersama pasangannya, Murad ingin mengembangkan dunia perikanan di salah satu tambang ikan nasional itu.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, ketika memutuskan mengusungnya sebagai calon PDIP untuk Pilkada Maluku, memintanya membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo, salah satunya dengan membantu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Megawati Soekarnoputri dan MuradIsmail/pdiperjuangan.id

“Itu harus, karena kekayaan Maluku adalah laut dan itu waktu 2010 sudah menjadi lumbung internasional, tetapi sampai hari ini kita belum membuat lumbung itu, sehingga semua perizinan penangkapan ikan di laut maluku ada di kementerian KKP. Kalau bisa setelah kita terpilih kita akan buat lumbung internasional dan semua perizinan ada di situ. Itu yang disebut Bu Mega otonomi daerah itu,”katanya.

Mantan Kepala Korps Brimob Polri itu berkomitmen menggerus kemiskinan dan pengangguran di lumbung ikan itu. Tingkat pengangguran di situ nomor 1 di Indonesia dan tingkat kemiskinan nomor 4.

Murad bertekad akan total mencurahkan seluruh hati dan pikiran untuk membangun Maluku.

“Inilah tekad saya, mensejahterakan masyarakat Maluku,” kata Murad.

Maluku Baru

Ribuan orang membanjiri Lapangan Merdeka, Ambon, Maluku, akhir Januari lalu, untuk menyaksikan deklarasi pasangan Murad Ismail dan Barnabas Orno.

Pendukung dan simpatisan ini datang dari berbagai daerah di Maluku, menjadi saksi pasangan yang disapa Baileo itu berjanji hendak menyejahterakan masyarakat dan memajukan Maluku di berbagai sektor.

Saat-saat itu, nama Murad ramai di pemberitaan media massa, mulai isu impor senjata gelap sampai pencalonannya di Pemilihan Gubernur Maluku 2018 padahal saat itu masih aktif di kepolisian. Dan yang paling ramai adalah anak keduanya ditetapkan sebagai salah satu tersangka dalam kasus kematian taruna Akademi Kepolisian (Akpol), Mohammad Adam pada Juni 2017. Menurut Murad, dalam kasus ini ia sudah berusaha membela sang anak sebatas posisinya sebagai ayah.

“Tapi, hukum harus tetap ditegakkan,” katanya.

Dalam deklarasi itu, Murad berkomitmen memekarkan Kabupaten/Kotahingga  5 sampai 15 buah, supaya pembangunan merata seperti di Papua. Ia juga menginginkan Ibu Kota Propinsi dipindah ke Pulau Seram

Murad adalah putra pertama Maluku yang dipercayai menduduki jabatan Kepala Korps Brimob Polri. Ia juga perwira tinggi aktif asal Maluku yang pangkatnya paling tinggi saat ini. Perjalanan panjang tugas dan pengalaman ayah  empat orang putra-putri ini  hingga mengantarnya  menjadi Kakor Brimob Polri.

Murad  terlahir dari keluarga sederhana di Waihaong Kota Ambon pada 11 September 1961. Ia menempuh pendidikan dari SD hingga tamat  SMA di kota kelahirannya Ambon. Begitu lulus SMA, ia langsung masuk pendidikan Polri, dan lulus 1985.

Kini Murad memilih pulang kampung halaman untuk membangun daerah kelahirannya.

“Saya ingin memberikan apa yang saya miliki untuk daerahku. Maluku harus berubah, Maluku harus sejahtera, harus lebih lagi,” kata Murad.

Lahir di Ambon pada September 1961, jabatan terakhirnya di Polri adalah Komandan Korps Brimob Polri. Hampir seluruh kariernya di Polri dihabiskan di korps baret biru tua itu.

Tidur

Murad menilai, saat ini Pemerintah Provinsi Maluku seolah-olah sedang ‘tidur’.

“Pemerintah daerah ini ‘tidur’. Kita tahu sendiri Maluku itu kayanya luar biasa, kaya lautnya, pertaniannya juga luar biasa. Saya kasihan melihat Maluku seperti sekarang ini. Padahal kami punya tambang emas, kami punya minyak, kami punya gas,” katanya.

Mantan Kapolda Maluku ini berjanji memperhatikan pengembangan sumber daya manusia (SDM) rakyat Maluku melalui pendidikan formal dan kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak.

Ia menawarkan konsep pembangunan Maluku menuju kesejahteraan yang nyata dengan kepemimpinannya yang tegas.

“Maluku harus dibangun secara bersama-sama melibatkan semua anak Maluku tanpa membedakan suku agama dan ras. Menjadikan pela gandong sebagai semangat persaudaraan budaya baku kele (merangkul) baku dukung, sebagai kekuatan pembangunan kita,” katanya.

Ia mengajak semua masyarakat Maluku bergandengan tangan dengan dirinya guna membangun Maluku.

“Beta ajak semua lapisan masyarakat mari baku gandeng tangan dengan beta untuk bersama membangun negeri yang sama-sama katong cintai ini,” kata Murad. [DAS]