Koran Sulindo – Ketika media mainstream Barat dengan euforia memuji kemenangan Theresa May yang memicu pengusiran massal diplomat Rusia, klaim itu bisa sangat jauh dari kebenaran. Negara-negara Barat, dengan perilakunya justru telah melakukan kesalahn besar.
Selain NATO, 26 negara telah mengumumkan pengusiran diplomat Rusia dengan jumlah total mencapai 140 orang, sebagian besar adalah mereka yang berada di AS, 60 orang dan disusul Inggris sebanyak 23 orang.
Sejarah diplomatik dunia bakal mencatat bulan Maret 2018 sebagai kesalahan kolosal, seperti kegagalan Barat sekaligus mengulang epik kebohongan mereka atas kemarahan di Irak, ketika Inggris, AS dan segilintir burung pemakan bangkai menginvasi Irak berdasarkan kebohongan.
Barat melanggar semua norma diplomatik universal mulai dari bertindak di luar DK PBB, kejahatan perang, melakukan pembunuhan dan menghancurkan negara berdaulat. Termasuk ketika mereka mengulangnya lagi untuk menghancurkan Libya berdasarkan kebohongan yang lain.
Jadi, catatan kejujuran Barat tak pernah bagus kan?
Sergei Viktorovich Skripal merupakan bekas perwira intelijen militer Rusia yang bertindak sebagai agen ganda untuk dinas intelijen Inggris selama tahun 1990an dan awal 2000-an. Pada bulan Desember 2004, ia ditangkap oleh Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) dan dihukum atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi serta dijatuhi hukuman 13 tahun penjara.
Dia menetap di Inggris sejak tahun 2010 mengikuti program mata-mata Program Ilegal dan menjadi warga negara Inggris.
Pada tanggal 4 Maret lalu, ia bersama putrinya Yulia yang sedang mengunjunginya dari Moskow, keracunan agen saraf Novichok dan dirawat di Rumah Sakit Salisbury. Orang-orang Inggris menuduh keracunan itu sebagai percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh agen-agen intelijen Rusia.
Tuduhan Ingris bahwa Rusia menggunakan zat-zat beracun di ruang publik, menyebabkan tiga orang dirawat di rumah sakit, dan membahayakan kehidupan seorang polisi yang tengah bekerja dan menempatkan masyarakat pada risiko adalah tuduhan yang benar-benar tidak dapat diterima nalar waras.
Mereka menyimpulkan Rusia di bertanggung jawab atasi insiden itu hanya beberapa menit setelah Skripal dan putrinya diracun hanya berdasarkan konklusi sebagai pembelot Skripal merupakan target yang sah. Sementara pengetahuan Rusia menghasilkan zat kimia dan bakal mampu melakukannya lagi diidentifikasi agen oleh Laboratorium Sains dan Teknologi Porton Down Pertahanan, tepat di luar pintu ‘kejahatan’ itu justru terjadi.
Ini mengibaratkan cerita A membunuh B karena dia dicurigai membunuh seseorang sebelumnya, Ia dicurigai karena bisa melakukannya dan karena polisi menemukan ‘jejak’ sepatu dengan ukuran yang sama. Bukankah bukti macam itu di pengadilan akan dibuang ke tempat sampah? Lalu di letakkan di mana prinsip tidak bersalah sampai terbukti bersalah?
Lagi pula bagaimana mungkin ‘kasta’ politik negara maju seperti Inggris begitu saja memberikan cap pada Rusia sekaligus presidennya hanya dalam hitungan menit, bahkan ketika para ahli internasional butuh beberapa minggu untuk menyimpulkan?
Berbicara soal sains, seperti terungkap dalam sampel darah Sergei Skripal dan Yulia meski temuan menunjukkan paparan agen saraf Novichuk atau zat-zat terkait. Tak sedikitpun bukti yang mengidentifikasi senyawa tersebut dibuat di Rusia. Lagipula, fasilitas pembuat Novichok pada era Uni Soviet terletak di Uzbekhistan. Jelas Uzbekhistan bukan Rusia, kecuali jika pengetahuan geografi pemimpin Inggris sangat keterlaluan.
Di sisi lain, rumus untuk membuat Novichok sudah menjadi informasi publik yang dengan gampang tersedia. Selain proses pembuatannya sederhana, ia bisa bisa dilakukan di mana saja bahkan oleh laboratorium-laboratorium Universitas.
Ilmu tentang Novichok bukan seperti membuat roket, Fasciculin bekerja pada prinsip yang sama, seperti inhibitor Acetylcholinesterase. Ada ratusan racun saraf yang diketahui sehingga ketika berbicara tentang “Senyawa Terkait atau Agen Terkait” jelas sangat tidak ilmiah dan bukan bahasa peneliti dan analisis.
Bahasa ini mirip dengan kalimat, “Hei! Saddam sedang membeli Yellowcake Uranium … dari Nigeria!”. Dokumen itu begitu hinanya hingga IAEA dengan segera mengetahui bahwa stempel itu sebagai pemalsuan. Sama juga dengan bahasa yang sama, “Hei! Saddam memproduksi senjata kimia, Lihat ini buktinya!” sambil menunjukkan botol tepung.
Persis sama dengan yang digunakan di Libya, “Hei! Gaddafi membom orang-orangnya sendiri!” Dan ketika sebuah kru Sky News mengunjungi lokasi pengeboman apa yang mereka temukan? Blok-blok permukiman di mana semua orang memegang bendera Gaddafi dan bersorak-sorai pada anaknya Saif al-Islam.
Kita juga tentu masih ingat betul dengan Nayirah Testimoni yang bersaksi kepada Kaukus Kongres Hak Asasi Manusia 10 Oktober 1999. Hanya dengan disebut nama depannya, Nayirah yang berusia 15 tahun menyebut setelah invasi Irak ke Kuwait dia menyaksikan tentara Irak mengeluarkan bayi-bayi dari inkubator di sebuah rumah sakit di Kuwait dan membiarkan bayi-bayi itu mati.
Kesaksian itu dipublikasikan dengan luas, dan dikutip berkali-kali oleh senator Amerika Serikat dan Presiden George HW Bush sebagai alasan mereka mendukung Kuwait dalam Perang Teluk.
Semula kisah itu didukung oleh Amnesty International, namun setelah pembebasan Kuwait dan wartawan diberi akses ke negara itu. Sebuah laporan ABC menemukan bahwa “pasien, termasuk bayi prematur, memang meninggal, ketika banyak perawat dan dokter Kuwait melarikan diri.”
Mereka juga dipastikan pasukan Irak tidak mencuri inkubator rumah sakit dan menyebabkan ratusan bayi Kuwait mati.
Segera setelah kejadian, Amnesty International mengeluarkan koreksi yang ditandatangi oleh direktur eksekutif John Healey yang menuduh pemerintahan Bush “melakukan manipulasi oportunistik dari gerakan hak asasi manusia internasional.”
Belakangan juga terungkap gadis 15 tahun yang bersaksi itu adalah Nayirah al-Ṣabaḥ yang merupakan putrid dari duta besar Kuwait di Amerika Serikat. Juga terungkap bahwa kesaksian itu diorganisir oleh sebuah perusahaan humas di AS, Hill & Knowlton yang bekerja untuk pemerintah Kuwait . Kesaksian putrid al-Sabah sampai saat ini dianggap sebagai contoh klasik dari propaganda perang modern yang kejam.
Lalu apa jaminannya bahwa kampanye terhadap Rusia kali ini bukan merupakan bagian dari kebohongan yang lain dari negara Barat yang munafik?(TGU)