Koran Sulindo – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menghentikan sementara semua proyek layang yang saat ini tengah dikerjakan. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi sistem dan prosedur kerja menjadi prioritas.
Moratorium itu dilakukan menyusul sejumlah kecelakaan beberapa proyek konstruksi dan ambruknya cetakan beton di tiang pancang proyek Tol Becakayu
Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan pihaknya mengedepankan keselamatan agar tak kembali terjadi peristiwa serupa. Untuk itu, semua kontraktor akan dikumpulkan siang ini.
“Keamanan dikerjakan dengan baik sesuai waktu dengan mengutamakan keselamatan,” kata Arie di Jakarta, Selasa (20/2).
Meski demikian, ia menambahkan Kementerian PUP belum menyimpulkan pemicu ambruknya tiang girder proyek Tol Becakayu termasuk apakah hal itu terjadi karena kesalahan sistem kerja.
Arie juga menyebut Kementerian PUPR juga belum mengetahui sanksi apa yang akan diterima Waskita Karya sebagai kontraktor. Sebelumnya, Waskita sudah pernah terkena teguran keras terkait beberapa pekerjaan yang mereka kerjakan. Lima dari 12 kecelakaan kontruksi yang terjadi di proyek ternuata dikerjakan oleh Waskita.
“Nanti akan kita putuskan bahwa ini human error atau kesalahan yang tersistematis tapi yang pasti kita hentikan dulu semua pekerjaan sampai kami yakin metode kerja aman,” kata Arie.
Di antara proyek-proyek yang dikerjakan Waskita yang mengalami kecelakaan kerja adalah Proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Palembang 4 Agustus 2017. Waktu itu dua unit crane dengan bobot 70 ton dan 80 ton yang sedang dioperasikan jatuh dan menimpa rumah penduduk.
Selain proyek tersebut, jembatan penyeberangan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi ambruk pada 22 September 2017.
Waskita yang juga mengerjakan proyek Pembangunan Jalan Tol Pasuruan Probolinggo yang mengalami kecelakaan pada 29 Oktober 2017. Kala itu girder ambruk dan menyebabkan satu orang pekerja tewas. Terakhir adalah proyek jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II yang jatuh pada 16 November 2017. (TGU)