Koran Sulindo – Sejumlah kendala diklaim menjadi penyebab penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) bulan Januari 2018 meleset dari target 1,2 juta keluarga penerima manfaat.
Menteri Sosial Idrus Marham menyebut pihaknya mengalami persoalan-persoalan teknis di lapangan. Salah satu kendala teknis yang disoal Idrus adalah data kemiskinan yang berubah.
“Ada orang yang tadinya miskin, tetapi tiba-tiba dapat pekerjaan bagus, itu berubah statusnya, jadi enggak miskin lagi,” kata Idrus di kantor di Kantor Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (19/2).
Idrus juga menyebut keadaan serupa juga terjadi pada kasus sebaliknya. Ia mencontohkan, ada orang yang semula dianggap mampu namun tiba-tiba di-PHK. Karena tak memiliki sumber kehidupan orang tersebut mestinya masuk klasifikasi miskin.
“Data-data itu kadang-kadang tidak bisa diperhitungkan, saya kita karena data kemiskinan sangat dinamis. Namun saya pastikan sekitar 95 persen data kemiskinan itu kita jamin semua berdasarkan bank data terpadu, tapi ada beberapa data itu dinamis,” kata Idrus.
Kementerian Sosial, kata Idrus, sejauh ini telah mengambil kebijakan untuk memperbaharui data dengan cara mengevaluasi setiap enam bulan. Hal tersebut menjadi tanggung jawab dari para mendamping untuk melakukan seleksi.
“Enggak mungkn kan kita berikan orang yang tadinya dengan status tergolong miskin, terus dia sudah bisa hidup mandiri, maka kita hargai pendamping di lapangan nggak memberikan lagi,” kata Idrus.
Kementerian Sosial, menurut Idrus, sebenarnya sudah meminta semua kepala dinas sosial di daerah mendata perubahan data lapangan terkait kemiskinan.
Ia menambahkan persoalan penyaluran BPNT Januari akan rampung pada bulan Februari karena untuk bulan Agustus sudah dipatok target penyaluran BPNT menjangkau 10 juta keluarga.
Namun, Namun demikian, Politikus Partai Golkar ini menyadari apabila bantuan pangan nontunai masih belum bisa didistribusikan pada daerah-daerah yang tak terjangkau.
Idrus menyebut alasannya sangat teknis yakni karena belum adanya sistem perbankan atau agen penyaluran. Skema bantuan pangan nontunai disalurkan dalam bentuk kartu yang berisi saldo untuk ditukarkan barang-barang kebutuhan pokok di e-warung.
“Agustus semua sudah dapat, kecuali daerah-daerah yang enggak terjangkau oleh perbankan. Enggak ada ATM, agen-agen penyalur,” kata Idrus.
Untuk daerah tak terjangkau, bantuan sosial dari pemerintah dalam rangka untuk mengurangi kemiskinan masih akan diberikan dalam bentuk beras sejahtera. (TGU)