Koran Sulindo – Pemerintah Iran dilaporkan menangkap mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad di Shiraz atas tuduhan memicu kerusuhan dan demonstrasi.
Menurut pemerintah pernyataan Ahmadinejad yang disampaikan di kota Bushehr menjadi pemicu unjuk rasa di negeri itu.
Koran berhasa Arab yang terbit di London, Al-Quds Al-Arabi, menyebut penangkapan itu disetujui oleh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Pemerintah berencana menerapkan tahanan rumah kepada Ahmadinejad dalam tahanan rumah.
Ketika berkunjung ke kota Bushehr akhir Desember lalu, Ahmadinejad menuding Iran mengalami penderitaan gara-gara pemerintah yang salah urus dan Presiden Hassan Rouhani dianggap yang sama sekali tak memedulikan rakyat.
“Beberapa orang pemimpin saat ini hidup terpisah dari berbagai permasalahan rakyat dan tidak mengetahui kondisi masyarakat yang sesungguhnya,” kata Ahmadinejad seperti ditulis harian itu.
Penguasa di Teheran juga menuding Ahmadinejad menyebabkan lebih banyak unjuk rasa akibat pernyataan-pernyataanya yang ‘menghasut’. Selain di kota Busher, melalui rekaman video Ahmadinejad mengkritik ketua Mahkamah Agung Iran, Amole Larijani.
“Saya tak punya anak yang menjadi mata-mata Barat, saya tak punya saudara yang menyelundupkan berbagai barang, dan saya tidak mencuri tanah untuk memelihara ternak,” kata Ahmadinejad mengejek Larijani.
Demonstrasi di Iran pertama kali meletus 28 Desember lalu di kota Masyhad yang dipicu naiknya harga bahan makanan. Di kota itu sejumlah besar anak muda, umumnya miskin dan pengangguran turun ke jalan mengeluhkan kemiskinan mereka, rezim yang korup dan mampetnya kebebasan mereka.
Washington Post menyebut protes dimulai pada 28 Desember, yang dipicu oleh ekonomi Iran yang lesu dan kenaikan harga pangan, tujuan protes segera berubah seiring hari-hari berikutnya menjadi seruan untuk penggulingan pemerintah teokratis Iran.
Para pemrotes membakar poster-poster Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei dan Presiden Iran Hassan Rouhani. Masyhad adalah basis kekuatan bekas-bekas ‘musuh’ Rouhani dalam pemilihan presiden lalu. Salah satu dari mereka memimpin sholat Jumat setempat dan secara terbuka bersimpati dengan para pemrotes.
Protes itu segera ditindak tegas. Sama-sama mengklaim ‘kebenaran’ pemerintah mengirim aparat bersenjata termasuk Garda Revolusi.
Sebenarnya, berbeda dengan pandangan Barat protes adalah tindakan legal yang umum dilakukan masyarakat di Iran.
Teheran menuding gelombang protes itu meski berakar dan dimulai dari masalah ekonomi masyarakat namun diarahkan oleh aktor asing yang memusuhinya seperti Saudi, Israel dan AS.
Walaupun tak ada bukti konkret, yang ditunjukkan pemerintah namun karena mengingat catatan masa lalu negara-negara itu Teheran mengaku tak memiliki keraguan bahwa kejadian ini terjadi karena plot mereka.
Tuduhan itu dibantah Washington.
Seorang pejabat senior di Pemerintahan Doland Trump hari Rabu lalu membantah anggapan bahwa AS terlibat memainkan peran memicu kerusuhan di Iran.
Mereka bahkan mengaku tidak memperkirakan hal itu bakal terjadi. Seperti dilaporkan Washington Post pejabat itu mengatakan, “protes sepenuhnya dihasilkan secara spontan.” [TGU]