Megawati Soekarnoputri dalam acara ulangtahun PDI Perjuangan, Januari 2017 lalu/pdiperjuangan.id

Koran Sulindo – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan PDIP memilih calon kepala daerah, dengan pertimbangan berjiwa pemimpin, bukan sekadar tokoh populer.

“Selain itu, calon pemimpin itu memiliki komitmen untuk membangun rakyat dan daerahnya, dan berkomitmen mendahulukan kepentingan rakyat dari pada kepentingan pribadi,” kata Megawati, saat mengumumkan empat pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diusung PDI Perjuangan pada pilkada serentak tahun 2018, di DPP PDIP Jakarta, Minggu (17/12).

Presiden kelima RI itu menambahkan, tentunya calon pemimpin yang dipilih mempunyai elektabilitas tinggi, sehingga memiliki potensi untuk terpilih.

Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diumumkan yakni, Riau, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku.

Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Riau adalah, Andi Rachman dan Suyatno.

Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Sulawesi Tenggara adalah, Asrun dan Hugua.

Pasangan gubernur dan calon wakil gubernur NTT adalah, Martinus Sae dan Emilia J Numleni.

Sedangkan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Maluku adalah, Murad Ismail dan Barnabas Orno.

Maluku

Calon gubernur Maluku Inspektur Jenderal Murad Ismail saat ini masih menjabat Komandan Korps Brimob.

“Sudah mau pensiun,” kata Megawati.

Barnabas Orno adalah kader PDI Perjuangan yang kini masih menjabat Bupati Maluku Barat Daya.

Megawati bercerita pernah diminta menyelesaikan konflik SARA di Maluku, di mana kebencian begitu marak sehingga sesama anggota keluarga rela saling membunuh atas nama agama. Sebagai wakil presiden pada saat itu, Megawati datang ke sana dan bicara di sebuah lapangan.

“‎Pertanyaan saya waktu itu, ada dua pilihan, berdamai atau berbunuhan? Saya tunggu, kalian yang memilih, bukan saya. Begitu di lapangan saya bilang. Banyak yang menangis,” katanya.

“Kalau mau berdamai, saya bicara saya akan bantu. Tapi kalau berbunuhan, saya diam. Karena itu lebih banyak kerugian dan akan membawa dampak luar biasa saya,” kata Megawati. [CHA/DAS]