Koran Sulindo – World Economic Forum mencatat peningkatan daya saing infrastruktur transportasi Indonesia, dari peringkat 62 pada tahun 2015, naik 10 tingkat menjadi peringkat 52 di tahun 2017.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut membaiknya daya saing infrastruktur transportasi ini tak lepas dari keseriusan pemerintah menggenjot pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur transportasi seperti terminal bus, pelabuhan, bandara, hingga fasilitas perkeretaapian.
Budi menambahkan dalam outlook Kementerian Perhubungan 2017 menyebut pembangunan infrastruktur transportasi itu memastikan konektivitas orang dan logistik nasional menjadi lebih efektif.
Menurut Budi Karya, di tahun 2017 pemerintah membangun jalur rel kereta api sepanjang 388,3 kilometer, merehabilitasi 30 terminal bus, 104 pelabuhan laut dan tujuh bandara.
Sedangkan untuk pembangunan Bus Rapid Transit atau BRT, Menhub mengaku belum optimal dan bakal segera melakukan optimalisasi. Optimalisasi dilakukan dengan mengubah ukuran bus yang disesuaikan dengan kota-kota dan kebutuhan tertentu.
Budi Karya juga mengakui pembangunan jalur kereta api belum maksimal dikarenakan lesunya sektor pertambangan. Namun dia memastikan sudah ada beberapa investor yang tertarik untuk membangun jalur kereta di Indonesia. Dia menyebut jalur kereta yang akan dibangun itu akan mencakup jalur di Kalimantan Tengah menuju Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah menuju Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan.
Untuk sektor transportasi laut sepanjang 2017 muatan logistik hingga Oktober 2017 tercatat 18,3 miliar ton untuk angkutan domestik dan 593 juta ton untuk muatan luar negeri. Sedangkan transportasi penumpang laut per November 2017, PT Pelni mengangkut 3,16 juta orang dan 475.543 penumpang lainnya diangkut oleh kapal perintis. Untuk angkutan penyeberangan hingga periode yang sama tercatat 59,9 juta penumpang hingga dan 8,03 juta kendaraan roda 2 serta 3,9 juta kendaraan roda 4.
Di sektor perkeretapian, tahun ini Kemenhub mencatat 33,23 juta penumpang kereta api, 228,7 juta menggunakan KRL Jabodetabek dan 23,4 juta ton logistik. Pada sektor transportasi udara, hingga Desember 2017 Kemenhub memproyeksikan 96,05 juta penumpang dalam negeri dan 12,81 juta penumpang internasional.
Pada sektor perhubungan darat Kemenhub bakal menerapkan terobosan dengan penerapan sistem e-tilang bagi angkutan yang melebihi kapasitas. Sistem e-tilang diharapkan bakal menurunkan risiko kecurangan di jembatan timbang.[TGU]