Koran Sulindo – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menginstruksikan kadernya membantu korban bencana tanpa memandang latar belakang agama, suku, ataupun pilihan politik.
“Tim SAR dari Baguna PDI Perjuangan adalah tim yang siap hadir pertama kali di setiap wilayah bencana tanpa memandang agama, suku, dan juga afiliasi politik,” kata Megawati, saat menutup pendidikan dan pelatihan (Diklat) SAR Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP, di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Kamis (23/11).
Baguna adalah organisasi sayap PDIP yang bertugas terjun ke lokasi bencana. Diklat diselenggarakan sejak 17 November lalu dan diikuti sebanyak 89 kader dari Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, dan Kalimantan.
“Setiap kader Baguna PDIP hadir di tengah rakyat, semangat membantu rakyat tanpa pamrih, dengan tulus ikhlas, dan terus membangun semangat rakyat yang menjadi korban bencana,”katanya.
Menurut Megawati, kemanusiaan tidak pernah mengenal sekat, karena itu membantu rakyat yang terkena musibah bencana merupakan kewajiban dan kesadaran setiap kader PDIP.
Pembentukan Baguna digagas Megawati pada 2005. Sayap partai di bidang kemanusiaan ini tak lepas dari pengalaman dan kontribusi Megawati menggagas pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) tahun 2001 dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 2002.
“Saya memandang bahwa partai pun memilik tanggung jawab sosial, tanggung jawab kemanusiaan dan harus hadir di tengah rakyat ketika bencana terjadi. Karena itulah Baguna saya bentuk,” katanya.
Megawati bercerita saat itu banyak yang bertanya soal pembentukan Baguna.
“Yang tanya ada dari internal. Saya bilang, Baguna itu adalah alat perjuangan juga. Sebagai parpol kita harus berkehidupan menanggulangi bencana. Indonesia berada di kawasan ring of fire dan potensi bencana cukup besar. Jadi partai harus punya tanggung jawab kemanusiaan,” kata Megawati.
Di depan Presiden RI ke-5 tersebut, para personel Baguna menunjukan hasil pelatihannya dalam simulasi aksi pencarian dan pertolongan bencana. Ceritanya, di kawasan Karawang, Jawa Barat terjadi banjir besar hingga 2 meter. Baguna sebagai potensi SAR melaporkan peristiwa tersebut ke kantor SAR Jakarta.
Sembari menunggu Basarnas, Baguna menajalankan operasi SAR dengan perahu karet untuk mengevakuasi. Sejumlah teknik dipraktekan dalam simulasi tersebut.
Sementara itu Kepala Basarnas Marsekal Muda M Syaugi, mengatakan adanya potensi SAR di luar Basarnas sangat membantu di lapangan.
“Mereka mata, telinga dan kepanjangan tangan kami. Saat Basarnas belum sampai lokasi, mereka diharapkan sudah ada di sana untuk melakukan pertolongan pertama,” kata Syaugi.
Kerja sama Baguna dengan Basarnas ini sudah memasuki tahun keempat, total sudah ada 400 orang potensi SAR dari Baguna PDIP.
Acara dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. [CHA/DAS]