Koran Sulindo – Pemilihan presiden 2014 pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa berhasil mengalahkan Joko Widodo – Jusuf Kalla untuk di Jawa Barat. Hasilnya pun cukup jauh: 59,78 persen berbanding 40,22 persen.
Itu dulu. Kali ini melalui hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), tingkat dukungan publik terhadap Jokowi kini meningkat. Bahkan mampu mengalahkan tingkat elektabilitas Prabowo.
Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan menuturkan, jika pemilu digelar hari ini, daya ingat masyarakat lebih banyak menyebut nama Jokowi dengan 25,7 persen. Sedangkan, Prabowo hanya 22,0 persen, Susilo Bambang Yudhoyono 1,3 persen dan nama lainnya masih di bawah satu persen.
Itu menandakan, kecenderungan dukungan terhadap Jokowi terus menguat, baik dalam simulasi pertanyaan spontan maupun berhadap-hadapan secara langsung dengan Prabowo.
“Sementara ini, 45,5 persen responden tidak menyebutkan calon presiden yang akan dipilih. Memang Jokowi mendapat dukungan terbanyak dan bersaing ketat dengan Prabowo,” kata Djayadi sepeti dikutip Kompas pada Kamis (2/11).
Berdasarkan simulasi dua nama, jika pilpres digelar hari ini, Jokowi juga berhasil mengalahkan Prabowo dengan perbandingan 48,8 persen dan 43,5 persen. Sisanya 7,7 persen belum menentukan pilihan. Dari hasil tersebut, menurut Djayadi, dukungan terhadap Jokowi mengalami peningkatan 7,5 persen, sedangkan Prabowo turun 8,5 persen dibandingkan dengan hasil survei pada Mei lalu.
Karena itu, kata Djayadi, jika kecenderungan dukungan terhadap Jokowi terus berlanjut, maka peluang Jokowi menang di Jabar pada Pilpres 2019 semakin besar. Keunggulan Jokowi itu tampak pada pemilih Partai Nasdem, PKB, PDI Perjuangan, dan Golkar.
Sedangkan dukungan terhadap Prabowo berasal dari pemilih Partai Gerindra, PKS, Demokrat, PAN, PPP, dan Hanura. Sementara ini, Jokowi juga unggul di kalangan yang belum menentukan pilihan partai. Survei ini dilakukan pada 27 September hingga 3 Oktober 2017 dengan responden 820 orang di Jabar. Metode yang digunakan multi-stage random sampling dan margin of error 3,5 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. [KRG]