Ketua Umum Akurindo Emir Moeis dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam Rakerna I Akurindo di Jakarta, 26 Oktober 2017. Foto: Setyo Gunawan

Koran Sulindo – Emir Moeis, Ketua Umum Asosiasi Kelompok Usaha Rakyat Indonesia (Akurindo) menyebut bahwa di era serba-digital yang melahirkan pasar online, banyak pasar konvensional mulai ambruk. Namun, para pengusaha mikro, kecil, dan menengah tak perlu takut dengan adanya perubahan zaman ini.  “Yang harus kita ingat, setiap perubahan zaman selalu ada peluang bagi UMKM, usaha mikro, kecil, dan menengah,” kata Emir Moeis pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Akurindo di Jakarta, Kamis (26/10).

Kemajuan dan perubahan zaman tak bisa dihindari. “Karena itu, UMKM harus bisa menghadapi tantangan dan menjadikan itu sebagai sebuah peluang,” ujar Emir Moeis yang juga salah satu kader PDI Perjuangan.

Menurut Emir, Akurindo hadir dengan tujuan membantu dan memperkuat posisi UMKM, dengan memberikan akses pembiayaan, pendampingan, hingga pembukaan jaringan dan pasar. “Kehadiran Akurindo untuk membantu UMKM di seluruh Indonesia agar mampu menangkap peluang di pasar online,” ujarnya.

Untuk itu, Akurindo telah menyediakan platform di Internet bagi UMKM yang diberi nama TanyaEko (tanyaeko.net), semacam direktori UKM Indonesia berbasis online. Platform telah dikembangkan sejak Desember 2016 dan kini sudah memiliki anggota kurang-lebih 700 pelaku UMKM di seluruh Indonesia. “TanyaEko akan terus kami kembangkan hingga mampu memiliki aplikasi payment,” ungkap Emir Moeis.

Akurindo juga akan bergerak hingga ke daerah-daerah untuk memopulerkan pemasaran secara online ini. “Kami akan membuat pelatihan-pelatihan di daerah-daerah. Dan yang tak kalah penting adalah mengedukasi UMKM di daerah mengenai pentingnya hak cipta dan paten. Jangan sampai setelah publish secara online atau ikut pameran di luar negeri, produknya dibajak pihak lain,” tutur Emir lagi.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Abdul Kadir Damanik mengapresiasi kehadiran Akurindo. “Memajukan UMKM memang bukan hanya menjadi tanggung jawab Kemenkop dan UKM saja, melainkan tanggungjawab kita semua, termasuk Akurindo,” katanya.

Dijelaskan Damanik, ada banyak program strategis Kemenkop dan UKM yang bisa disinergikan dengan Akurindo, antara lain pembiayaan melalui LPDB KUMKM, izin usaha mikro kecil (IUMK), pengurusan hak cipta hasil kerja sama dengan Kemenhukham, dan Nomor Induk Koperasi (NIK) bila UMKM ingin tergabung dalam wadah koperasi. “Kami berharap kehadiran Akurindo dapat memperkuat Kemenkop dan UKM dalam memberdayakan koperasi dan UMKM di Indonesia. Kami mengharapkan partisipasi dari masyarakat seperti Akurindo ini dalam mengembangkan UMKM di Indonesia,” tutur Damanik.

Ia juga menjelaskan, kementeriannya memiliki program-program pelatihan, khususnya mengenai kewirausahaan. “Salah satu target Kemenkop dan UKM adalah menumbuhkan rasio kewirausahaan nasional yang saat ini sudah mencapai 3,1 persen,” ungkapnya.

Baca juga : Emir Moeis: “Jangan Coba-Coba Intimidasi PDI Perjuangan”