Rere "Ayang" Regina. Foto: Didang Pradjasasmita

Sulindomedia – Rere “Ayang”Regina baru saja menyelesaikan singel berjudul “Ayang”. Karena itu, model dan artis sinetron ini membubuhi namanya dengan “Ayang”. Untuk mempromosikan singelnya , dara kelahiran Cirebon-Jawa Barat 25 tahun lalu ini kini sibuk tur ke beberapa kota.

”Terakhir taggal 23 dan 24 Maret lalu, tur promo ke Kota Jambi,” tutur pemilik kulit putih bernama lengkap Rebbeca Regina Teja saat ditemui di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Meski sibuk di karir tarik suara, Rere yang sudah berpengalaman di bidang akting masih terus menelusuri jalan di bidang akting. ”Apa pun perannya, saya akan ambil, karena itu tantangan, asalkan jangan jadi hantu aja di film horor, soalnya sayanya enggak kelihatan, ha-ha-ha…,” kata Rere bergurau.

Perempuan yang pernah beberpa kali terlibat dalam film televisi dan sinetron ini mengidamkan karirnya seperti  Meriiam Bellina untuk akting dan ingin seperti Agnez Monica. ”Mereka berdua total dan punya karir yang bagus di akting dan tarik suara. Yang pasti karir mereka langgeng,” kata Rere.

Sepulang dari Jambi, Rere dilamar poduser Maxima Pictures, Ody Mulya Hidayat. ”Saya dilamar sebagai artis untuk main mini seri dan film kisah remaja. Saya senang sekali dilamar untuk main di film Maxima Pictures, karena saya kenal dengan produksi film-filmnya yang laku keras di bioskop,” kata Rere lagi.

Rere bahagia sekali mendapat tawaran akting itu, namun dia tidak ingin buru-buru memproklamasikannya ke media. ”Masih rahasia, nanti kalau sudah selamatan, dikabari semua teman wartawan,” tuturnya.

Kalau boleh memilih cerita di film atau sinetron, Rere menyukai film atau sinetron yang mengisahkan suku dan budaya yang ada di Nusantara. ”Syuting di daerah yang seni dan budayanya unik. Pemirsa dan penonton film kan bisa mendapatkan sesuatu yang baru, dan lebih mengenal seni budaya yang ada di Indonesia,” ungkap yang perempuan yang gemar jalan-jalan ini.

Ke depan, Rere berharap dirinya akan terlibat dalam banyak sinetron dan film yang mengangkat kekayaan dan ragam seni budaya Indonesia. ”Syuting di daerah sekalian jalan-jalan gratis dan juga dapat honor. Karena, saya suka sekali melihat sesuatu kebiasaan yang baru. Cara hidup dan mempertahankan hidup mereka. Kalau  di negara lain kan hampir sama, di Eropa, misalnya, hampir seragam seni budayanya, beda dengan Indonesia. Makanannya saja beda. Bambu muda saja di Indonesia bisa di makan. Iya, kan?”  tuturnya. [DPS/PUR]