Menteri KKP Susi Pudjiastuti/kkp.go.id

Koran Sulindo – Laut Natuna disebut menjadi titik penting untuk menegaskan kedaulatan Republik Indonesia. Kedaulatan itu penting untuk memompa semangat persatuan dan pertahanan di Luat Natuna.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, untuk menegaskan kedaukatan itu, maka penting mengembangkan sektor perikanan dan kelautan di wilayah itu. Bahkan tidak lama lagi, pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Natuna akan segera rampung.

Fasilitas yang perlu ditambahkan dalam pembangunan SKPT Natuna semisal jumlah mesin es. Dengan demikian, pada Oktober atau November mendatang, SKPT Natuna sudah bisa diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Setelah pembangunan SKTP rampung, Susi mengatakan, tugas selanjutnya adalah bagaimana membuat kapal-kapal ikan nasional dari berbagai daerah tertarik singgah di Natuna. Maka, pemerintah perlu membangun fasilitas dan sarana yang dapat menarik kapal dari daerah lain, termasuk menyediakan ruang penyimpanan berpendingin dan pasar ikan segar.

Ia juga memastikan perlunya perlindungan kepada rakyat di Pulau Natuna dengan menyiapkan Perda penangkapan ikan yang tidak boleh terlalu ke pinggir pulau. Sebab, dikhawatirkan masyarakat pulau nanti tidak kebagian ikan lagi.

Lewat pembangunan SKPT itu, diharapkan ekonomi masyarakat bergeliat. Kepada masyarakat, Susi meminta agar tidak lagi memunggungi laut karena merupakan sumber penghidupan mereka. Laut harus tetap dijaga dan menjadikan laut sebagai beranda rumah.

“Karena itu memiliki pesan tersendiri,” kata Susi seperti dikutip dari lama resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Susi berpesan demikian karena ketika mengunjungi Natuna pada pekan ini, ia menemukan banyak sampah bertebaran di laut. Itu dianggap merusak keindahan dan kelestarian Laut Natuna. Jika masyarakat menjadikan laut sebagai beranda rumah, maka membuang sampahnya tidak lagi ke laut.

Ia lalu mengajak masyarakat untuk memasyaratkan semboyan “Laut Beranda Kita”. Susi berjanji akan mengkampanyekan itu di pulau-pulau lain. [KRG]