Ilustrasi

Koran Sulindo – Setelah PDI Perjuangan menyatakan koalisi dengan Partai Golkar untuk pemilihan kepala daerah Jawa Barat 2018, pintu untuk mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tertutup. Alasannya, selain telah mendeklarasikan diri lewat Partai Nasdem, Ridwan juga ingin maju sebagai calon gubernur.

Politikus PDI Perjuangan Andreas Pareira menuturkan, pihaknya merasa kurang cocok dengan Ridwan. Pasalnya, sosok Wali Kota Bandung itu acap menggambarkan dirinya sebagai sosok independen. Ia hanya butuh partai untuk maju sebagai calon kepala daerah.

PDI Perjuangan disebut menginginkan figur calon gubernur yang mampu bekerja sama dengan partai dan kader-kader untuk memenangkan pilkada. Sementara Ridwan sepertinya hanya butuh rekomendasi partai.

“Pola pikir Emil tidak sesuai dengan PD Perjuangan,” kata Andreas seperti dikutip Kontan.co.id pada Selasa (8/8).

Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya sempat membangun komunikasi yang intensif dengan Ridwan Kamil. Namun, tanpa basa-basi, Ridwan memutuskan maju menjadi cagub dengan usungan Partai Nasdem.

Karena keputusan itu, PDI Perjuangan menilai Ridwan Kamil tidak memerlukan lagi dialog. Apalagi PDI Perjuangan berdiri di atas prinsip kolektivitas.

Golkar dan PDI Perjuangan saat ini sedang membangun penjajakan untuk berkoalisi di pilkada Jabar 2018. Golkar telah menetapkan Dedi Mulyadi sebagi cagub yang diusung pada pilkada Jabar. Sementara ini, PDI Perjuangan telah menyodorkan tiga nama calon wakil gubernur yakni TB Hasanuddin, anggota DPR Puti Guntur Soekarnoputra, dan Bupati Majalengka Sutrisno.

Barangkali pernyataan Andreas dan hasto itu menjadi tanda atau ucapan selamat tinggal kepada Ridwal Kami. [KRG]