Koran Sulindo – Untuk menghalau ekspansi dan pengaruh ekonomi Tiongkok di Asia serta Afrika, India dan Jepang merancang sebuah visi yang dinamai “New Silk Road”. Sebuah gagasan yang berhadap-hadapan secara langsung dengan visi Tiongkok yang acap disebut dengan Maritime Silk Road atau One Belt One Road.
India dan Jepang merancang gagasan tersebut setelah Presiden Xi Jinping sukses menggelar forum One Belt One Road pada Mei lalu. Perdana Menteri India Narendra Modi meluncurkan ambisinya itu ketika menggelar pertemuan Bank Pembangunan Afrika (AfBD) di Gujarat pada Juli lalu.
Sebelumnya, pada November 2016, sebuah pertemuan antara Modi dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyepakati membangun sebuah think thank yang disebut dengan the Asia-Africa Growth Corridor (AAGC). Lembaga ini merupakan inisiatif yang dipimpin oleh kemitraan India-Jepang untuk menyatukan kekuatan ekonomi Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Timur dengan Asia Pasifik dan Afrika.
Poinnya adalah untuk “menciptakan” wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka untuk menghidupkan kembali jalur laut lama dan menciptakan koridor laut yang baru. Pada praktiknya, konsep tersebut akan dituangkan sebagai rangkaian segitiga ekonomi berbasis laut. Menghubungkan kota-kota dan pusat industri lainnya di seluruh wilayah yang diperkirakan akan meningkat pesat dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang baru di dunia.
Wilayah Afrika tidak perlu diragukan lagi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang baru – apalagi negara-negara di benua tersebut ekonominya tumbuh antara tujuh hingga 10 persen per tahun. Diketahui investasi Tiongkok besar di kawasan ini. Nilai perdagangan Tiongkok dan Afrika tumbuh 20 persen per tahun sejak 2000 atau sekitar US$ 188 miliar pada 2015.
Pembentukan AAGC disebut untuk mengimbangi pengaruh dan ekspansi ekonomi Tiongkok yang pesat di Afrika. Dengan kata lain, India dan Jepang ingin mengambil “jatah” “kue” mereka di benua tersebut. Laporan Forbes menyebutkan, AAGC sebuah dasar yang berpotensi kuat apalagi terhubung baik ke India maupun upaya mengembangkan hubungan ke Jepang.
India, Rusia, dan Iran bersama-sama menyusun rancangan North-South Transport Corridor dengan multi moda transportasi yang berpangkal dari pantai barat India ingga ke St. Petersburg, Rusia. Sementara India juga punya kebijakan Connect Central Asia, Act East Initiative dengan membangun serangkaian proyek jalan dan rel baru di seluruh Asia Selatan dan Tenggara. Juga pengembangan proyek pelabuhan di Iran, Bangladesh dan Sri Lanka.
Sementara Jepang sibuk melakukan pembangunan infrastruktur di negara-negara antara Eropa dan Asia atau yang disebut sebagai Eurasia. Semisal, membangun jalan, jalur kereta api, pelabuhan dan lain sebagainya. Jepang mengandalkan pembiayaan dari Bank Pembangunan Asia (ADB), Japan International Cooperation Agency (JICA), juga Japan Infrastructure Initiative.
Baru-baru ini Abe bahkan berjanji untuk meningkatkan tambahan investasi mencapai US$ 200 miliar ke Asia dan Afrika. Kemungkinan investasi itu akan menjadi pembiayaan atas AAGC. [KRG]