Ilustrasi: KTP pelaku/YMA

Koran Sulindo – Mulyadi, pelaku penikaman dua orang anggota Brimob di Mesjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, merupakan simpatisan organisasi teroris ISIS.

“Mulyadi merupakan simpatisan ISIS,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Rikwanto, di Jakarta, Minggu (2/6).

Mulyadi terkooptasi paham radikal setelah mempelajari materi-materi yang ada di situs radikal.

“Dia juga ikut dalam sejumlah grup messenger yang bernuansa radikal,” katanya.

Sementara dilihat dari keterangan saksi dan barang bukti yang ada, polsi menduga Mulyadi hanya merupakan simpatisan ISIS. Ia tidak bergabung dengan kelompok jaringan teror manapun yang ada di Indonesia.

“Mulyadi melakukan aksi terornya secara lone wolf yang diduga termotivasi dari maraknya materi-materi yang diunggah pada grup-grup telegram radikal yang dia ikuti,” katanya.

Dari hasil investigasi, diketahui Mulyadi merupakan pedagang kosmetik di Pasar Roxy Bekasi selama satu tahun. Ia tinggal bersama kakak kandungnya, Nismardani dan kakak iparnya, Hendriyanto di Jalan Kedasih 7 Blok D/1 Nomor 135 RT 02 RW 09 Kelurahan Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara.

Namun dalam kartu tanda pengenal tertulis nama, Mulyadi (28 tahun) mengaku berstatus mahasiswa.

Sebelumnya, pada Jumat (30/6) malam, 2 anggota Brimob, AKP Dede Suhatmi dan Briptu M. Syaiful Bahtiar ditikam seusai salat Isya di Mesjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Korban ditikam dengan sangkur oleh pelaku yang posisi salatnya tidak jauh dari mereka.

Kedua korban luka-luka di bagian muka dan leher.

Usai menikam polisi, pelaku kemudian keluar dari masjid dan melarikan diri ke arah Blok M. Anggota Brimob yang berjaga-jaga memberikan tembakan peringatan sebanyak dua kali, namun tak diindahkan pelaku. Pelaku tidak mau menyerah, bahkan berbalik mengancam akan menyerang dengan sangkur. Akhirnya anggota Brimob menembak pelaku sehingga pelaku tewas di tempat.

Sebelumnya, Waka Polri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan, tim Datasemen Khusus 88 Antiteror tengah mendalami kasus tersebut yang diduga direncanakan oleh sel ISIS Indonesia.

“Sepertinya hampir ada keterkaitan dengan ISIS. Tapi nanti, sedang didalami anggota tim anti teror Densus 88,” ujar Komjen Pol Syafruddin di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (1/7), seperti dikutip tribratanews.com

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan aksi penikaman terhadap dua anggota Brimob itu sudah terencana.

“Kejadian ini sudah direncanakan dengan matang,” katanya.

Menurut Setyo, pola penyerangan 2 anggota Brimob ini mirip dengan penyerangan terduga teroris di Markas Polda Sumatera Utara, Minggu (25/6/2017) lalu. [DAS]