Koran Sulindo – Kuba nampaknya tidak main-main “memerangi” penyakit alzheimers. Oleh karenanya, mereka terus berupaya mengembangkan teknologi kesehatan untuk menciptakan obat menghambat perkembangan penyakit tersebut.
Baru-baru ini, pejabat kesehatan Kuba mengumumkan sebuah obat untuk alzheimer yang kali pertama akan diuji klinis terhadap manusia. Obat tersebut dinamai dengan NeuroEpo.
Alzheimer merupakan kondisi kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku pada penderita akibat gangguan di dalam otak yang sifatnya progresif atau perlahan-lahan. Perlu dicatat bahwa alzheimers merupakan penyakit yang belum dapat disembuhkan.
Kepada Granma, kantor berita milik negara, peneliti Molecular Immunology Center (CIM) Leslie Perez mengatakan, pengobatan ini dirancang untuk memperlambat perkembangan alzheimer. “Kami juga berharap obat ini dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka,” kata Perez seperti dikutip Granma pada Selasa pekan ini.
Obat ini 100 persen dikembangkan di Kuba lewat lembaga CIM yang berada di Havana. Selama uji coba, NeuroEpo menunjukkan kemajuan kendati pengaruhnya terhadap pasien harus tetap diawasi. Apalagi ini merupakan kali pertama diujikan kepada manusia.
NeuroEpo akan diberikan kepada penderita alzheimer yang masih dalam tahap awal. Kendati tidak menyembuhkan penyakit, uji coba ini diharapkan bisa menghambat perkembangan alzheimer kepada pasien. Dengan demikian, uji coba NeuroEpo dianggap berhasil, kata Perez.
Berdasarkan sebuah riset, penderita alzheimer di Kuba mencapai sekitar 160 ribu orang. Dan diperkirakan akan berdampak kepada 2,7 persen dari total populasi pada 2040. Kuba berkepentingan menyembuhkan alzheimer karena tingkat harapan hidup negara tersebut salah satu tertinggi di dunia.
Menurut radio Cooperatia, alzheimers disebut sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi terutama untuk orang yang berusia 60 tahun ke atas. Menewaskan sekitar 10,2 dari 100 orang. [KRG]