Ilustrasi

Koran Sulindo – Setelah 2 orang yang terekam dalam foto tidak terbukti sebagai pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, polisi tampaknya menemui jalan buntu.

Saat ini satu-satunya petunjuk adalah sebuah rekaman CCTV, namun tidak merekam pelaku. Polisi berdalih masih tetap melakukan penyelidikan.

“Sudah ada hasil, tetapi memang, hasilnya ternyata bukan. Ini artinya ada proses pengungkapan fakta-fakta dalam proses penyelidikan. Penyelidikan belum berhenti,” kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Rabu (26/4).

Boy membantah bila penyelidikan jalan di tempat. Segala informasi yang didapat sangat berharga untuk dikembangkan menjadi sebuah fakta, bukan berdasarkan asumsi-asumsi adanya musuh-musuh Novel yang berperkara di KPK seperti kasus e-KTP.

“Bukan tidak perlu kita berpikir ini mentok atau tidak. Karena ini kan kondisi dinamis. Penyelidikan suatu kegiatan yang dinamis, bisa cepat dapat fakta, bisa belum ditemukan dikarenakan minim sumber informasi yang menghubungkan dengan fakta,” ujarnya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, kedua orang yang diduga pelaku bernama Hasan (28) dan Muklis (28). Setelah dilakukan pemeriksaan, keduanya dipastikan tidak terlibat. Sebab mereka yang berprofesi sebagai juru tagih perusahaan leasing itu tidak berada di tempat kejadian perkara (TKP).

“Hasan saat itu berada di Malang, ada tiket sudah dibuktikan saat pemeriksaan. Dan Muklis ada di Tambun, sudah kami cek ke Tambun, saat kejadian tanggal 11 April tidak di TKP,” kata Argo.

Foto itu diambil oleh saksi Yono tetangga Novel, yang memotret pada 28 Februari dan 14 Maret lalu.

“Keduanya berprofesi mata elang, orang yang bayar perusahaan leasing untuk mencari motor yang nunggak. Keduanya juga kadang-kadang digunakan untuk mencari info soal pencurian kendaraan bermotor,” ungkap Argo.

Mengenai desakan dan penilaian bahwa kasus Novel berjalan lambat untuk diungkap, Argo menegaskan pihaknya serius.

“Terpenting kami melakukan tugas serius, profesional, pakai alat bukti, gak asal tangkap,” kata Argo. [YMA]