Dakota Cinema

Koran Sulindo – Pelan tapi pasti, Kabupaten Cilacap di Jawa Tengah terus menggeliat. Kota pesisir yang selama ini lebih dikenal dengan penjara pulau untuk tahanan kelas berat ini terus membenahi dirinya sebagai daerah industri dan pariwisata. Sejak pekan lalu malah telah hadir kembali bioskop di sana, yang memiliki standard tinggi. Dakota Cinema namanya. Lokasinya di Pasar Gede, Jalan R.E. Martadinata.

Dakota Cinema merupakan bioskop pertama di Cilacap setelah era mati surinya perfilman di Indonesia. Bioskop ini sementara memiliki  tiga layar, yang akan ditambah menjadi empat layar nantinya.

Yang mendirikan Dakota Cinema adalah pengusaha bioskop yang sejak dulu memang dikenal sebagai penggemar film, Djonny Syafruddin. “Saya bekerja sama dengan Julius Rianto, pengusaha properti,” ujar Djonny, yang juga Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia (GPBSI) di Cilacap, Kamis (20/4).

Yang meresmikan adalah Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji. Peresmian antara lain dihadiri juga oleh Kapolres Cilacap AKBP Yudho Hermanto, S.I.K. dan Dandim Cilacap Letkol Infanteri Ferdial Lubis.

Menurut Bupati Tatto, hadirnya bioskop di Cilacap sangat berarti bagi masyarakat. Pertama: sebagai sarana hiburan. Kedua: sebagai sumber informasi. Ketiga: untuk menghidupkan Kota Cilacap. “Saya atas nama pemerintah mengapresiasi setinggi-tingginya dengan adanya bioskop di Cilacap ini,” tutur Bupati Tatto.

Selama ini, tambahnya, masyarakat Cilacap menantikan adanya bioskop, khususnya di Kabupaten Cilacap.  “Dan itu, menunggu keberanian investor seperti Pak Djoni. Saya berharap nantinya jangan hanya di Cilacap, tapi juga di kota lain,” katanya.

Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji dan Djonny Syafruddin.
Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji dan Djonny Syafruddin.

Lebih lanjut dia mengatakan, kehadiran bioskop merupakan sarana penting untuk menunjang Cilacap menjadi kota industri dan pariwisata. Apalagi, Cilacap sendiri diproyeksikan oleh pemerintah untuk menjadi “Singapore of Java”, kota yang memiliki pelabuhan berstandard internasional yang dapat menyamai Singapura.

Untuk menuju ke arah sana, pemerintah mulai tahun 2018 akan membangun Jalan Tol Selatan Cilacap- Yogyakarta dan Cilacap-Ciamis, yang semuanya mengarah ke Pelabuhan Cilacap, yang sampai sekarang bisa dikatakan satu-satunya pelabuhan yang representatif di Pulau Jawa yang menghadap ke Samudera Indonesia. Namun, memang, pelabuhan itu sementara dimanfaatkan oleh Pertamina untuk menurunkan minyak mentah bagi kilang-kilang yang ada di Cilacap dan pengiriman sapi-sapi ke seluruh Pulau Jawa.

Investasi besar juga akan masuk Cilacap. Salah satunya dari perusahan minyak asal Arab Saudi, Aramco, yang berkomitmen membuat kilang minyak di sana. Untuk itu, pemerintah Kabupaten Cilacap sudah menyiapkan tanah seluas 32 hektare. “Kalau Cilacap maju, Indonesia juga maju,” ujar Bupati Tatto.

Mengenai investasi di bioskop di Cilacap, Djoni Syafruddin mengharapkan jaminan dari pemerintah. Yang pertama: pemerintah daerah tidak membuka dulu kesempatan untuk investasi bioskop lain, sekurangnya dalam lima tahun ke depan. Kedua: tidak membebani bioskop dengan pajak yang tinggi, karena bioskop merupakan bidang usaha yang menampung banyak tenaga kerja. “Ini investasi cukup besar. BEP-nya cukup panjang. Jadi, diberi kesempatanlah supaya BEP-nya kembali dulu, jangan ada investor baru yang masuk di bidang perbioskopan,” kata Djoni.

Menanggapi permintan itu, Bupati Tatto balik menantang agar pengusaha juga berani berinvestasi di sektor lain. “Pak Djonny jangan hanya invest di biosop saja, yang lain juga dong. Soal Insentif, nanti akan ada kerja sama antara pemda dan investor. Nanti akan diberikan kemudahan-kemudahan. Kalau diminta akan diberikan. Selama ini kan Pak Djonny belum minta,” tuturnya. [DPS]