Sebuah video yang diunggah oleh Administrasi Militer Daerah Sumy di Telegram memperlihatkan gedung terbakar akibat serangan rudal Rusia. (Sumber: @Sumy_news_ODA)

Jakarta – Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menuduh Rusia membuat “pernyataan kosong tentang perdamaian” pada Senin (24/03/2025).

Kecaman itu muncul setelah presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melaporkan 90 orang orang terluka dalam serangan rudal di Sumy, timur laut Ukraina.

Serangan terjadi saat delegasi AS dan Rusia tengah menghadiri pembicaraan di hotel Ritz-Carlton di Riyadh, Arab Saudi untuk membahas upaya menghidupkan kembali Inisiatif Gandum Laut Hitam.

“Alih-alih membuat pernyataan kosong tentang perdamaian, Rusia harus berhenti mengebom kota-kota kita dan mengakhiri perang terhadap warga sipil,” kata Sybiha dalam unggahan X-nya.

“Diplomasi apa pun dengan Moskow harus didukung oleh kekuatan senjata, sanksi, dan tekanan,” tambahnya.

The Guardian melaporkan bahwa Ukraina dan Rusia pada prinsipnya sepakat untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi selama satu bulan setelah Trump berbicara dengan para pemimpin negara minggu lalu.

Namun, masih belum jelas bagaimana dan kapan gencatan senjata parsial akan berlaku—dan apakah cakupannya akan melampaui infrastruktur energi hingga mencakup lokasi penting lainnya, seperti rumah sakit, jembatan, dan fasilitas vital.

Saat perundingan AS-Rusia tengah berlangsung di Riyadh, Trump mengatakan ia berharap Washington dan Kyiv segera menandatangani perjanjian pembagian pendapatan atas mineral penting Ukraina.

Trump juga mengatakan kepada wartawan bahwa AS sedang berbicara dengan Ukraina tentang potensi perusahaannya untuk memiliki pembangkit listrik Ukraina.

Berbicara kepada wartawan di Washington, ia menyebutkan sejumlah isu yang menurutnya sedang dibahas.

“Kita sedang berbicara tentang wilayah saat ini. Kita berbicara tentang garis demarkasi, berbicara tentang listrik, kepemilikan pembangkit listrik,” katanya.

Pejabat Ukraina telah mendukung penandatanganan kesepakatan mineral, tetapi Zelenskyy secara terbuka menolak gagasan perusahaan AS untuk memiliki pembangkit listrik Ukraina. [BP]