Bendera Argentina. (Freepik)

Setiap tanggal 9 Juli, Argentina memperingati salah satu tonggak terpenting dalam sejarahnya yaitu Hari Kemerdekaan. Hari ini menjadi hari libur nasional yang sarat makna, dirayakan dengan semarak melalui berbagai kegiatan patriotik seperti pawai militer, konser, parade rakyat, dan upacara kenegaraan.

Namun di balik kemeriahan tersebut, tersimpan kisah perjuangan panjang bangsa Argentina dalam merebut kedaulatan dari kekuasaan kolonial Spanyol. Berikut sejarahnya, di himpun dari laman National Today.

Latar Belakang Gerakan Kemerdekaan

Gerakan menuju kemerdekaan Argentina tak bisa dilepaskan dari peristiwa besar yang mengguncang dunia pada awal abad ke-19. Semuanya bermula pada tahun 1806 ketika pasukan Inggris melancarkan serangan terhadap Buenos Aires.

Serangan ini berhasil dipatahkan oleh kekuatan lokal, hanya dengan bantuan kecil dari Spanyol. Kejadian tersebut memperkuat keyakinan masyarakat bahwa mereka mampu melindungi dan mengatur wilayahnya sendiri tanpa harus bergantung pada kekuatan kolonial.

Situasi semakin menguntungkan bagi gerakan kemerdekaan ketika pada tahun 1808, Napoleon Bonaparte mengintervensi Spanyol dan menggulingkan Raja Ferdinand VII. Ketidakstabilan politik ini memicu perang saudara di Spanyol, antara pemerintahan bentukan Napoleon dan junta-junta patriotik yang tetap setia pada raja yang diasingkan.

Kekacauan di tanah ibu pertiwi membuka celah bagi wilayah jajahan di Amerika Latin untuk meninjau kembali status hukumnya.

Dalam kerangka hukum Spanyol kuno, jika seorang raja tidak mampu memerintah, maka rakyat di wilayah kekuasaannya berhak membentuk pemerintahan sendiri sampai penguasa yang sah dapat kembali berkuasa.

Dengan dasar inilah, pada 25 Mei 1810, warga Buenos Aires membentuk pemerintahan otonom yang loyal kepada Raja Ferdinand VII—sebuah peristiwa yang kini dikenal sebagai Hari Revolusi di Argentina.

Proklamasi Kemerdekaan di Kongres Tucumán

Enam tahun setelah Revolusi Mei, pada tahun 1816, lahirlah babak baru perjuangan kemerdekaan Argentina. Sebuah kongres nasional diselenggarakan di kota Tucumán.

Dihadiri oleh 33 wakil dari berbagai provinsi, Kongres ini menjadi forum penting dalam menentukan arah masa depan wilayah tersebut, yang saat itu dikenal sebagai Provinsi-Provinsi Bersatu Amerika Selatan.

Kongres Tucumán berlangsung dalam suasana penuh dinamika. Kepemimpinan kongres berganti setiap bulan, dan para wakil memiliki kebebasan menentukan agenda diskusi. Setelah melewati berbagai perdebatan panjang, akhirnya pada tanggal 9 Juli 1816, kongres secara resmi memproklamasikan kemerdekaan dari Spanyol.

Deklarasi ini tidak hanya menyatakan pemutusan hubungan dengan Mahkota Spanyol, tetapi juga menjelaskan dasar-dasar hukum dan sejarah yang melandasinya.

Dalam dokumen deklarasi disebutkan bahwa sejak tergulingnya Ferdinand VII pada tahun 1808, wilayah jajahan Spanyol di benua Amerika memiliki hak untuk mengatur dirinya sendiri. Oleh karena itu, semua ikatan politik dan hukum antara koloni dan Semenanjung Spanyol dinyatakan berakhir.

Argumen hukum ini juga digunakan oleh negara-negara lain di kawasan Amerika Latin, seperti Venezuela yang memproklamasikan kemerdekaan pada 1811 dan Meksiko pada 1810, yang sama-sama merespons situasi geopolitik di Eropa.

Hari Kemerdekaan Argentina tidak hanya menjadi pengingat akan keberhasilan rakyat Argentina membebaskan diri dari penjajahan, tetapi juga simbol penting dari identitas nasional dan semangat kedaulatan. Perayaan tahunan ini merefleksikan kecintaan warga Argentina terhadap tanah air mereka serta penghargaan atas pengorbanan para pendiri bangsa.

Di masa kini, peringatan 9 Juli bukan sekadar momen sejarah, tetapi juga panggilan untuk terus menjaga kemerdekaan, memperkuat demokrasi, dan memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Argentina. [UN]