Perkembangan ilmu pengetahuan terus mendorong para ilmuwan mengungkap berbagai hal misterius di Bumi dan Alam Semesta. Beberapa penemuan sains yang ada masih menjadi kontroversi dan menuai perdebatan hingga saat ini lantaran para peneliti memiliki pandangan berbeda.
Perselisihan mengenai suatu penemuan sains terbaru tidak selalu diungkapkan secara terbuka, sehingga publik cenderung memercayai studi-studi lama. Namun, kadang-kadang perselisihan ini bocor dan diberitakan ke publik, menimbulkan kebingungan bahkan kontroversi.
Berikut ini adalah 7 penemuan sains paling kontroversial hingga kini, seperti dikutip dari Live Science.
1. Fosil dinosaurus yang membingungkan
Sebuah penelitian pernah membahas temuan fosil dinosaurus yang bisa jadi milik Tyrannosaurus rex muda atau spesies lain bernama Nanotyrannus lancensis. Penelitian tersebut mendukung hipotesis Nanotyrannus lancensis karena lingkaran pertumbuhan fosil itu tersusun rapat di bagian luar tulang, menandakan pertumbuhan yang lambat. Sementara itu, Tyrannosaurus rex muda diyakini bertumbuh dengan sangat cepat.
Para ahli lain masih belum yakin dan tetap bersikeras bahwa fosil itu milik Tyrannosaurus rex. Mereka menyebut tim yang mendukung hipotesis Nanotyrannus lancensis tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang variasi pertumbuhan Tyrannosaurus rex.
2. Ukuran Megalodon yang sebenarnya
Penemuan sains paling kontroversial berikutnya berkaitan dengan ukuran Megalodon yang sebenarnya. Analisis fosil Megalodon yang ada mengatakan bahwa hiu purba itu memiliki panjang sekitar 16 meter dan menyerupai hiu putih besar (Carcharodon carcharias).
Analisis ini menuai perdebatan lantaran kerangka Megalodon terbuat dari tulang rawan, bukan tulang keras, sehingga tidak terawetkan dengan baik sebagai fosil. Sebagian besar ilmuwan yang terlibat dalam analisis itu juga disebut hanya memiliki fosil gigi dan tulang belakang untuk diteliti, jadi mereka sering menggunakan hiu putih besar sebagai acuan untuk menentukan ukuran Megalodon.
Studi lain menyebut Megalodon sebenarnya jauh lebih ramping dan lebih panjang daripada hiu putih besar, berukuran 20 meter atau lebih sedikit, dan bentuk tubuhnya lebih mirip hiu mako sirip pendek (Isurus oxyrinchus). Sayangnya, peneliti lain lagi juga tidak yakin dengan pandangan ini.
3. Pembangunan piramida pertama di dunia
Piramida adalah salah satu bangunan bersejarah yang ada di Bumi. Keberadaan piramida di beberapa tempat di dunia selalu diliputi misteri karena banyak yang bertanya-tanya bagaimana orang-orang di zaman dahulu mendirikan bangunan sebesar itu dengan teknologi yang sangat terbatas. Piramida Djoser di dataran tinggi Saqqara di Mesir tak luput dari sorotan karena berisi 11,6 juta kaki kubik (330.400 meter kubik) batu dan tanah liat.
Dalam sebuah studi baru, para peneliti mengatakan orang-orang Mesir kuno mungkin membangun piramida pertama di dunia tersebut menggunakan “sistem hidrolik modern” yang ditenagai oleh cabang Sungai Nil yang sudah lama tidak ada. Menurut para peneliti, sistem itu terdiri dari bendungan, pabrik pengolahan air, dan lift barang hidrolik. Semua ini memungkinkan para pekerja di zaman Mesir kuno untuk mengirimkan material konstruksi berat ke lokasi pembangunan Piramida Djoser.
Penulis utama studi tersebut, Xavier Landreau, mengatakan bahwa sistem hidrolik yang digunakan pada zaman Mesir kuno merupakan sebuah penemuan penting. Namun pakar lain menyebut hipotesis tersebut belum dapat dibuktikan.
4. Tunik Alexander Agung ditemukan
Sebuah studi mengatakan secarik kain yang ditemukan puluhan tahun lalu di sebuah makam kerajaan di Yunani diduga berasal dari tunik suci milik Alexander Agung yang telah lama hilang. Tunik itu mungkin diwariskan kepada saudara tiri Alexander Agung, Philip III, setelah kematiannya. Dan saat Philip III meninggal, tunik itu ikut dikubur bersama jenazahnya. Makam tempat kain itu ditemukan bahkan diyakini menyimpan jenazah ayah Alexander Agung, Philip II.
Studi tersebut didasarkan pada berbagai temuan, seperti seni di dinding makam, analisis kerangka misterius yang ada di dalamnya, dan catatan kuno tentang pakaian yang dikenakan oleh raja yang berbeda.
Beberapa peneliti mengkritik studi tersebut dengan mengatakan bahwa secarik kain yang ditemukan tidak mungkin merupakan bagian dari tunik. Peneliti lain bahkan menuduh penulis dari studi tersebut tidak pernah melihat kain itu.
5. Awal mula pemanasan global
Sebuah penelitian pernah memprediksi bahwa Bumi akan mengalami kenaikan suhu sebesar 2 derajat Celsius pada akhir tahun 2020-an, lebih awal dari yang sebelumnya diperkirakan. Pemanasan global sebesar 2 Celcius dianggap sebagai ambang batas kritis.
Ilmuwan-ilmuwan lain tidak sepakat dengan prediksi tersebut. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (IPCC) memperkirakan bahwa pemanasan global telah dimulai sekitar tahun 1900, tetapi studi lain mengatakan fenomena tersebut lebih mungkin terjadi pada tahun 1860-an. Para penulis penelitian tersebut mendasarkan hasil analisis mereka pada indikator iklim yang ditemukan pada kerangka spons tua dari Laut Karibia. Cara ini pun dikritik: pakar lain mengatakan bahwa peneliti menggunakan data yang terlalu umum untuk menarik kesimpulan tentang seluruh dunia.
6. Bahaya debu satelit
Seorang pakar bernama Sierra Solter-Hunt dari Universitas Islandia pernah memperingatkan bahwa satelit luar angkasa yang rusak dan terbakar saat memasuki atmosfer Bumi dapat melepaskan debu yang mengganggu medan magnet. Polusi logam dari terbakarnya satelit secara teoritis dapat menciptakan lapisan konduktif tak kasat mata di sekitar Bumi. Lapisan ini dapat membelah magnetosfer menjadi dua dan menyebabkan “pengupasan atmosfer” di masa depan.
Beberapa ilmuwan memuji penelitian ini karena menyoroti potensi masalah yang timbul dari sampah antariksa. Akan tetapi, ilmuwan lain menyebut hasil penelitian ini terlalu spekulatif atau berdasarkan asumsi yang keliru.
7. Foto lubang hitam Sagittarius A*
Penemuan sains paling kontroversial yang terakhir adalah foto lubang hitam Sagittarius A* yang sempat menggegerkan dunia. Sagittarius A* merupakan lubang hitam supermasif yang berada di pusat Bima Sakti, terletak 26.000 tahun cahaya dari Bumi. Foto lubang hitam itu diambil dengan Event Horizon Telescope (EHT) pada tahun 2017 dan dirilis pada 2022, memperlihatkan Sagittarius A* sebagai cincin gas berbentuk donat berwarna oranye dengan latar belakang hitam pekat.
Sebuah studi yang dipublikasikan secara online mengklaim bahwa foto lubang hitam Sagittarius A* memiliki kesalahan. Para peneliti mengatakan foto itu terdistorsi karena kesalahan selama analisis pencitraan EHT. Sebagian foto itu bahkan diduga merupakan artefak. Sagittarius A* seharusnya lebih memanjang daripada yang terlihat dalam foto dan sisi timurnya seharusnya lebih terang daripada sisi barat.
Itulah daftar 7 penemuan sains paling kontroversial hingga kini. Apa pendapat Anda tentang banyaknya perdebatan di kalangan ilmuwan? [BP]