Koran Sulindo – Untuk meneruskan pembangunan Trans Papua, Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan kerahkan sekitar 600 prajuritnya untuk menyelesaikannya. Pembangunan Trans Papua ini sempat terhenti karena peristiwa penembakan terhadap 31 orang pekerja yang menewaskan 16 orang pada Desember tahun lalu.
Seperti dilaporkan Channel News Asia pada Selasa (5/3), para prajurit itu akan bekerja menyelesaikan jalan raya Trans Papua dan membangun 21 jembatan. Dengan kata lain, operasi militer dengan alasan keamanan akan terus berlanjut di Papua.
Kepala Pusat Penerangan TNI Brigjen Sisriadi mengatakan, prajurit itu akan membangun jalan karena kondisi lapangan yang sulit dan gangguan dari kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat. Pembangunan Trans Papua sepanjang 4.300 kilometer telah berhenti selama berbulan-bulan karena peristiwa penembakan 31 pekerja di Desember 2018.
TPN-PB mengaku bertanggung jawab atas peristiwa itu. Setelah itu, perang antara TNI dan TPN-PB pun tak terelakkan. Akibatnya, ratusan penduduk desa mengungsi dari daerah yang kaya akan sumber dayanya itu. Pembangunan Trans Papua dipastikan terus berlanjut lantaran Presiden Joko Widodo telah menjanjikannya.
Itu disebut bagian dari pengembangan Papua yang merupakan salah satu wilayah termiskin di Indonesia. Akan tetapi, apa yang diputuskan Jokowi mendapat kritik dari pemerhati hak asasi manusia karena dinilai tidak melakukan apapun tentang dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Papua.
Aktivis HAM sebulan lalu mendesak pemerintah untuk menyelidiki tuduhan kekerasan oleh kepolisian dan militer Papua setelah beredarnya sebuah video yang menunjukkan seorang polisi menggunakan ular untuk memeriksa seorang tersangka.
Peristiwa penembakan terhadap 31 orang di Kabupaten Nduga terjadi pada 2 Desember 2018. Kisahnya berawal dari 1 Desember 2018 ketika sekitar 28 pekerja PT Istaka Karya mengerjakan pembangunan jembatan Yigi di Kabupaten Nduga diliburkan. Pasalnya, pada hari itu masyarakat Papua memperingati Hari Kemerdekaan Papua.
Sejumlah karyawan memotret acara peringatan tersebut yang kemudian dicurigai oleh masyarakat tersebut. Sekitar 50 orang lalu mendatangi Kamp PT Istaka Karya dengan todongan senjata sehingga mereka mengikat seluruh karyawan. Mereka menggiring karyawan tersebut menuju kali Karunggame. Keesokan harinya, karyawan tersebut dieksekusi. Sebagian tewas di tempat dan sebagian lagi pura-pura tewas.
Singkat cerita, aparat lantas menyimpulkan 16 orang tewas setelah dieksekusi TPN-PB. Mengenai ini, juru bicara TPN-PB Sebby Sambom mengatakan, pihaknya tidak membunuh pekerja sipil melainkan tentara zeni. Apalagi sebagian besar pekerja itu adalah anggota TNI dan semua orang tahu akan hal itu, kata Sebby. [KRG]