5 Desember 1941: Serangan Balik Soviet yang Mengubah Perang

Pasukan mekanik Jerman bergerak melalui sebuah dusun menuju Moskow. Serangan balik Soviet pada 5 Desember 1941 mengubah jalannya perang selama Pertempuran Moskow. (Sumber: Britannica)

Pertempuran Moskow adalah adalah klimaks dari jalannya Operasi Barbarossa, yang bertujuan menduduki Moskow dalam empat bulan. Pertempuran yang berlangsung selama 3 bulan dan 5 hari ini melibatkan 9 pemimpin militer Nazi Jerman dan 17 pemimpin militer Uni Soviet. Banyak yang menganggap Pertempuran Moskow sebagai titik balik pertama Perang Dunia II di Front Timur.

Jendral Georgy Zhukov dari Uni Soviet melancarkan serangan balik besar-besaran terhadap tentara Nazi Jerman pada 5 Desember 1941. Serangan balik ini merupakan respon atas kondisi tentara Jerman yang mulai menurun akibat masalah logistik.

Tentara Jerman terkejut dengan kemampuan Uni Soviet dalam mengerahkan 75 divisi baru sebagai pasukan cadangan. Meskipun beberapa perwira Nazi menganggap Moskow tidak dapat dicapai, tekanan dari Adolf Hitler tidak memberi mereka pilihan selain terus maju. Mereka diharuskan mengakhiri perang sebelum musim dingin yang ganas tiba.

Pendahuluan

Sebelum serangan balik Soviet pada tanggal 5 Desember 1941, Nazi membuat sejumlah kemajuan.

Pasukan Jerman berhasil mengepung pasukan Soviet yang besar di Viazma pada bulan Oktober 1941 dan menembus garis pertahanan Mozhaisk yang menuju Moskow. Setelah pertempuran sengit, mereka merebut Mozhaisk, Maloyaroslavets, Naro-Fominsk, dan Volokolamsk. Jendral Georgy Zhukov terpaksa mundur. Dalam jarak 24 km, pasukan Nazi Jerman dapat melihat kubah Katedral St. Basil di Lapangan Merah dari kejauhan.

Pada tanggal 15 Oktober, sebuah divisi tank SS merebut Borodino, cukup dekat dengan Moskow. Stalin memerintahkan evakuasi dari Moskow ke Kuybyshev di Sungai Volga. Kepanikan terjadi di kota tersebut: pabrik-pabrik dan kantor-kantor ditutup, terjadi kerusuhan dan penjarahan, beberapa orang meneriakkan slogan-slogan pro-Nazi. Sebagian besar penduduk sipil mengerumuni kereta api dan menutup jalan-jalan dari kota.

Stalin memilih untuk tinggal di Moskow dan muncul pada perayaan tahunan di Lapangan Merah, memberi dorongan moral dengan menyediakan makanan dan uang tunai bagi para pekerja, serta mengerahkan NKVD untuk memulihkan ketertiban.

Stalin bahkan menggelar parade militer di Lapangan Merah pada tanggal 7 November untuk memperingati hari jadi Revolusi Bolshevik. Parade tersebut berdampak besar pada moral rakyat di Moskow dan di seluruh Uni Soviet. Kesediaan Stalin untuk mengambil risiko tersebut mencerminkan kekuatannya sebagai pemimpin negara yang tengah berperang. Pasukan Soviet berparade melewati Kremlin dan berbaris langsung ke garis depan.

Pertempuran Intens

100.000 tentara Soviet tambahan memperkuat Klin dan Tula, menanti serangan Jerman. Pertahanan Soviet masih relatif tipis, tapi Stalin memerintahkan beberapa serangan balasan pendahuluan terhadap garis pertahanan Jerman walau mendapat protes dari Zhukov. Di dekat Aleksino, tank-tank T-34 Soviet menimbulkan kerugian besar pada Angkatan Darat ke-4 Jerman yang kekurangan senjata anti-tank.

Soviet juga menerapkan strategi pertahanan berlapis-lapis: sebagian besar pasukan lapangan Soviet menempatkan setidaknya dua divisi senapan di posisi eselon kedua. Dalam militer, eselon adalah formasi di mana prajurit, kendaraan, kapal, atau pesawat saling mengikuti tetapi diberi jarak menyamping agar mereka dapat melihat ke depan. Dukungan artileri dan tim pencari ranjau Soviet terkonsentrasi di sepanjang jalan utama yang diperkirakan akan digunakan pasukan Jerman. Selain itu, banyak pasukan Soviet yang masih tersedia di pasukan cadangan di belakang garis depan.

Pasukan Jerman mendatangkan kontingen angkatan udara (Luftwaffe) yang besar, dikomandoi oleh Wolfram von Richthofen. Korps Pertahanan Udara Keenam Soviet di bawah Ivan Klimov melancarkan perlawanan sehingga terjadilah pertempuran udara yang intens.

Warga Moskow menanggapi serangan awal Jerman dengan bergabung ke dalam barisan pasukan secara sukarela. Para sukarelawan datang dari kalangan intelektual, dari pabrik-pabrik, dan dari sekolah-sekolah. Mereka, termasuk sejumlah besar perempuan, bertugas sebagai perawat, pilot, hingga penembak jitu. Dua belas divisi sukarelawan terbentuk, tapi mereka menderita kerugian besar dalam Pertempuran Moskow sehingga lima divisi harus dibubarkan.

Kerugian ini kemungkinan terjadi karena para sukarelawan dikirim ke medan perang tanpa persiapan. Klimov tidak melaporkannya kepada para atasannya, termasuk Stalin, tapi pada akhirnya Jerman yang paling menderita kerugian. Masalah logistik yang serius mencegah pengiriman pakaian hangat dan perlengkapan musim dingin lainnya ke garis depan.

Serangan Balik 5 Desember 1941

Begitu musim dingin yang buruk tiba, pertempuran udara mereda. Barisan lapis baja dan kereta pasokan Jerman terjebak dalam lumpur akibat hujan. Pada awal November, tentara Jerman menderita radang dingin karena kekurangan pakaian hangat dan senjata-senjata mereka membeku.

Setelah beberapa waktu, pasukan lapis baja Nazi Jerman dapat bergerak maju di tanah yang dingin, namun laju mereka di Moskow terhenti pada 4 Desember 1941.

Berkat kontribusi Richard Sorge dalam menginformasikan bahwa Jepang tidak punya rencana untuk menginvasi dalam waktu dekat, Uni Soviet berhasil mendatangkan lebih dari 18 divisi, 1.700 tank, dan 1.500 pesawat dari Siberia dan Timur Jauh.

Menuruti perintah Zhukov, bala bantuan yang besar ini menyerang balik pada tanggal 5 Desember 1941, mulai dari Front Kalinin. Front Barat Daya dan Front Barat menyusul pada tanggal 6 Desember. Jerman ketakutan dan terpaksa mundur karena banyak anggota pasukan Siberia mengenakan kamuflase salju. Kemudian pada tanggal 7 Desember, pasukan Soviet berhasil membebaskan Kalinin. Mereka bergerak ke Klin dan menguasai markas besar Korps Panzer LVI di luar kota.

Setelah beberapa hari, pasukan Soviet merebut kembali Solnechnogorsk pada 12 Desember dan Klin pada 15 Desember. Adolf Hitler melarang pasukan di sebelah barat sungai Oka mundur. Jendral Heinz Guderian memprotes hal ini, tapi Hitler malah memecatnya dan tiga jendral Nazi lainnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, Tentara Merah berhasil memukul mundur pasukan Nazi Jerman hingga sejauh 250 km di beberapa titik. Luftwaffe mengalami kesulitan logistik dan teknis akibat suhu dingin yang ekstrim sehingga harus mundur sedikit demi sedikit dari langit Moskow. Serangan balik pada tanggal 5 Desember 1941 berhasil mengubah jalannya perang.

Selama Pertempuran Moskow, sekitar 250.000-400.000 orang tewas atau terluka di pihak Jerman, sementara Tentara Merah menderita 600.000-1.300.000 orang tewas, terluka, atau ditangkap. Jumlah korban tewas Rusia sama dengan jumlah korban tewas Amerika Serikat dan Britania Raya selama Perang Dunia II. [BP]