Meditations adalah buku stoikisme yang banyak dibaca karena ajaran-ajarannya tetap relevan. (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)
Meditations adalah buku stoikisme yang banyak dibaca karena ajaran-ajarannya tetap relevan. (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)

Dari sekian banyaknya filosofi mengenai kehidupan, stoikisme merupakan salah satu yang paling populer. Stoikisme mengajarkan rasionalisme, logika, penguasaan diri, ketekunan, dan kebijaksanaan.

Stoikisme berawal dari sebuah filsafat Helenistik yang didirikan di Athena oleh Zeno dari Citium (sekarang Siprus), sekitar tahun 300 SM. Filsafat ini dipengaruhi oleh Socrates dan kaum Sinis, kemudian pindah ke Roma dan berkembang pesat selama periode Kekaisaran Romawi.

Marcus Aurelius adalah Kaisar Romawi pada tahun 161-180 Masehi yang menganut stoikisme. Dia dikenal sebagai filsuf Stoik lewat buku yang ditulisnya, yaitu Meditations. Buku ini merupakan jurnal pribadi yang kemungkinan ditulis selama masa kampanye militernya di Eropa Tengah pada tahun 171-175. Meditations telah diterjemahkan ke banyak bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, dan dapat dipesan secara online maupun offline.

Ajaran-ajaran Marcus Aurelius tetap relevan hingga kini. Mereka yang telah menerapkan stoikisme dalam kehidupan sehari-hari seringkali dipandang dingin dan tidak berperasaan, sehingga cenderung dijauhi. Asumsi itu tidak benar, karena mereka sebetulnya adalah orang-orang berhati teguh dan berpikiran rasional. Stoikisme membuat orang-orang menjadi lebih tangguh dan kritis, namun tetap rendah hati dan berempati.

Berikut ini Koran Sulindo telah merangkum 30 ajaran stoikisme tentang emosi, kecemasan, rasa sakit, kematian, dan karir, langsung dari Meditations.

Tentang Emosi

1. Kesombongan adalah penggoda terbesar bagi nalar.

2. Jangan bertindak seakan-akan kau orang yang paling cerdas: jangan menjadi orang yang suka mengoceh atau ikut campur.

3. Setelah selesai melakukan sebuah perbuatan baik, maka tidak perlu memanggil orang-orang untuk datang dan melihat apa yang dilakukan, tetapi terus saja lakukan perbuatan-perbuatan baik lainnya.

4. Ketulusan yang dibuat-buat itu bagaikan sebuah belati yang berbahaya. Tidak ada yang lebih tercela daripada persahabatan yang bersifat seperti serigala (persahabatan yang palsu). Hindari itu di atas segalanya.

5. Jika seseorang melakukan kesalahan, maka ia melakukannya pada dirinya sendiri.

6. Pelanggaran moral yang dilakukan atas nama nafsu lebih tinggi bobot kesalahannya dibandingkan dengan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan karena tergerak oleh kemarahan. Hal ini karena mereka yang tergerak akibat rasa marah tampaknya terlepas dari nalar, karena adanya rasa sakit tertentu dan pertentangan yang ada di bawah sadarnya. Sedangkan siapa pun yang melanggar akibat adanya nafsu, berada dalam kondisi dikuasai oleh kesenangan, terkesan memiliki sikap tak mampu mengendalikan diri dan lebih lemah dalam pelanggaran yang ia lakukan.

7. Jangan pernah menilai apa pun sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi dirimu sendiri, jika hal tersebut membuatmu mematahkan imanmu, kehilangan harga diri, membenci orang lain, memandang dengan penuh rasa curiga, mengumpat, melakukan tindakan kemunafikan, dan menginginkan segala sesuatu yang tak boleh diketahui maupun didengar orang banyak.

Tentang Kecemasan

1. Kecemasan yang kita alami sejatinya hanya datang dari opini-opini yang muncul dari dalam hati kita sendiri.

2. Hapus persepsi yang kaumiliki, dan dengan demikian kau telah menghilangkan keluhan, “Aku disakiti.” Singkirkan keluhan, “Aku disakiti,” maka rasa sakit tersebut pun akan terhapus.

3. Betapa leganya pikiran seseorang jika ia tak perlu mencari tahu apa yang dikatakan atau dilakukan atau dipikirkan oleh para tetangganya, akan tetapi hanya fokus pada tindakannya sendiri untuk memastikan apakah tindakannya itu adil dan jujur.

4. Jangan terlalu banyak berpikir tentang apa yang tidak kaumiliki: lebih baik pikirkan tentang berkah terbesar dari apa yang kaumiliki, lalu renungkan, betapa mereka akan dirindukan jika kau tidak memiliki mereka.

5. Singkirkan hal-hal yang berlebihan, maka kau akan punya lebih banyak waktu senggang dan tak banyak merasa terganggu.

Tentang Menghadapi Rasa Sakit

1. Cara terbaik untuk balas dendam adalah dengan tidak bertingkah laku seperti orang yang menyakitimu.

2. Terhadap orang-orang yang telah menyinggung diriku dengan kata-kata, atau berbuat jahat kepadaku, aku belajar untuk bersedia menenangkan diri dan berdamai segera setelah mereka menunjukkan kesiapan untuk berdamai.

3. Selama kau masih diberkahi hidup, selagi kau masih punya kemampuan, jadilah orang yang baik.

4. Hal baik dan hal buruk tetap terjadi tanpa pandang bulu, pada orang baik maupun orang jahat.

5. Jangan biarkan dirimu menjadi tiran maupun budak bagi manusia mana pun.

Tentang Kematian

1. Jangan pernah membenci kematian, tetapi berbahagialah terhadapnya, karena kematian juga salah satu bagian dari kehendak alam.

2. Kematian tidak lebih dari fungsi alam, dan apabila ada yang merasa takut dengan cara kerja alam, maka ia tak jauh berbeda dari seorang anak kecil.

3. Kematian dan kelahiran adalah misteri alam; sebuah komposisi dari elemen-elemen yang sama, sekaligus dekomposisi menjadi elemen-elemen tersebut kembali; dan keseluruhannya membentuk sesuatu yang tak perlu dihindari oleh manusia mana pun, karena kematian tidaklah bertentangan dengan kodrat dari makhluk yang berpikir, ataupun bertentangan dengan prinsip jasmani kita.

4. Semuanya tidak kekal, baik yang mengingat maupun yang diingat.

5. Jangan bergabung dalam peratapan, juga jangan bergabung dalam perasaan sukacita yang berlebihan.

Tentang Karir

1. Jangan menyia-nyiakan sisa hidupmu untuk memikirkan orang lain, kecuali terkait dengan hal-hal yang menjadi kebaikan bersama.

2. Jangan merasa jijik, atau patah semangat, atau tidak puas bila kau tidak berhasil melakukan segala sesuatunya sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar. Jika kau gagal, maka kembali dan coba lagi. Cintai dirimu karena kau kembali untuk mencoba.

3. Betapa sering dirimu mendapat kesempatan, tetapi tidak menggunakannya. Padahal, ada batas waktu yang sudah ditetapkan untukmu. Jika kau tidak memanfaatkannya, maka waktu akan berlalu, kau akan meninggalkan dunia ini, dan kesempatan itu tidak akan kembali.

4. Dari Alexander sang Platonis, aku belajar agar tidak terlalu sering, atau jika tidak diperlukan, mengucapkan atau menulis dalam sebuah surat pada siapa pun bahwa, “Aku terlalu sibuk”, dan tidak terus-menerus menggunakan tekanan keadaan sebagai alasan untuk mengabaikan orang-orang terdekatku.

5. Kita semua terlahir untuk saling bekerja sama. Melawan satu sama lain adalah hal yang bertentangan dengan alam.

6. Jangan pernah mengambil tindakan tanpa tujuan, atau tanpa berpegang pada prinsip-prinsip sempurna dari seni menjalani hidup.

7. Nilai diri setiap orang sama besarnya dengan nilai segala sesuatu yang ia kerjakan.

8. Melakukan pekerjaan yang benar merupakan sebuah kepuasan bagi manusia. Dan, pekerjaan yang benar bagi manusia adalah yang membawa kebaikan untuk sesama manusia.

Itulah 30 ajaran stoikisme tentang emosi, kecemasan, rasa sakit, kematian, dan karir. Semoga dengan menerapkan stoikisme, Anda dapat menciptakan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup Anda. [BP]