Ilustrasi/istimewa

Koran Sulindo – Kapel Santo Zakaria di Dusun 3, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rantau Alai, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dirusak dini hari tadi. Tim Polsek Rantau Alai didukung personel Polres Ogan Ilir terus mengejar enam orang yang diduga pelaku pengerusakan.

“Saat ini sedang dilakukan penyelidikan dan pengumpulan keterangan saksi serta barang bukti terkait kasus pengerusakan itu, berdasarkan petunjuk lapangan tersebut diharapkan bisa segera diungkap pelakunya,” kata Kepala SPK Polsek Rantau Alai, Aiptu Sahil Arsyad, di Sumsel, Kamis (8/3/2018), seperti dikutip sumsel.antaranews.com.

Berdasarkan laporan Gereja Katholik Stasi Santo Zakaria (Rantau Alai Paroki Ratu Rosario Seberang Ulu, Keuskupan Agung Palembang di Dusun 3) terdapat 6 orang laki-laki mendatangi kapel itu dengan mengendarai 3 sepeda motor.

Pengerusakan itu terjadi pada Kamis (8/3) sekitar pukul 00.30 WIB, namun baru dilaporkan ke Polsek Rantau Alai sekitar pukul 01.30 WIB dan Polsek melaporkan ke Polres Ogan Ilir pukul 05.40 WIB.

Kronologi kejadiannya, menurut polisi, pelaku masuk dengan cara memecahkan dinding pintu depan dengan palu dan melepaskan daun jendela. Kemudian pelaku memecahkan kaca dengan batu kali, menumpukkan kursi plastik dan patung Bunda Maria di tengah ruangan, lalu membakarnya.

Setelah melakukan aksi pengerusakan dan pembakaran itu , pelaku melarikan diri dan masyarakat sekitar gereja setelah mengetahui aksi tersebut langsung ke TKP membantu menyiram api sehingga kebakaran besar bisa dihindari.

Gereja yang dirusak itu baru selesai direnovasi dan diresmikan pemakaiannya kembali pada Minggu (4/3/2018) lalu oleh Uskup Palembang.

Pelaku Teridentifikasi

Kapolres Ogan Ilir, AKBP Gazali Ahmad, mengatakan gereja tersebut didirikan pada 2000, selesai direhab 2017 lalu.

“Pelaku sudah terindentifikasi tim K9 dan anjing pelacak dari Polda, dan saya harap pelaku segera menyerahkan diri,” kata Gazali.

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, merasa terpukul dengan adanya kejadian itu karena kawasan ini sebelumnya terkenal sebagai zero conflict.

“Belum tahu motifnya apa. Kami minta agara masyarakat mempercayakan kasus ini ke pihak kepolisian,” kata Zulkarnain.

Murni Kriminal

Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, mengatakan perusakan rumah ibadah umat Katolik itu murni kriminal.

“Saya telepon Kapolda Sumsel dan dia menyatakan kejadian itu murni kriminal,” katanya, di Palembang, Kamis (8/3/2018).

Ia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir karena jajaran kepolisian sedang mendalami kasus tersebut.

“Jadi berita tersebut jangan terlalu dibesar-besarkan karena di daerah ini kerukunan antarumat beragama cukup harmonis,” kata gubernur.

Sementara Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumsel, Hendra Zainuddin, mengatakan telah berkoordinasi dengan pemuka agama di daerah ini dan menyatakan itu murni kriminal.

“Kerukunan umat beragama di daerah ini sangat bagus sehingga itu harus dijaga, apalagi FKUB terdiri atas pemuka agama yang berada di daerah ini dan merekemendasi dalam pembangunan rumah ibadah,” kata Hendra. [DAS]