Henning von Tresckow berniat mengebom Hitler, namun upayanya gagal karena alasan ini. (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)

Semasa hidupnya, Adolf HItler telah lolos dari 42 percobaan pembunuhan. Salah satunya terjadi pada 13 Maret 1943.

Otak di balik percobaan pembunuhan itu adalah Henning von Tresckow, seorang perwira militer Jerman kelahiran Magdeburg tahun 1901. Satu-satunya alasan dia ingin mengebom Hitler adalah kekecewaannya terhadap Partai Nazi.

Perasaan ini mulai muncul pada tahun 1939, ketika dia terlibat dalam invasi Cekoslowakia dan Polandia. Dia syok melihat tindakan brutal Schutzstaffel (SS) dan Gestapo di wilayah pendudukan. Kemudian dia menyaksikan pembunuhan massal terhadap orang Yahudi, penduduk sipil Soviet, dan anggota Tentara Merah pada tahun 1941.

Tresckow mulai menyusun rencana pembunuhan saat dia menjadi perwira staf umum di komando tinggi Pusat Grup Angkatan Darat pada tahun 1942. Dia menggunakan aksesnya ke perwira senior angkatan darat dan mencoba mengajak mereka bergabung dalam konspirasinya.

Fedor von Bock, Gunther von Kluge, Erich von Manstein, dan Gerd von Rundstedt semuanya menolak, tetapi mereka cukup simpatik. Mereka memutuskan untuk tidak memberi tahu Gestapo tentang aktivitasnya.

Tresckow memilih tanggal 13 Maret 1943 sebagai hari untuk melaksanakan aksinya. Pada hari itu, Hitler tiba di pos Tresckow di Smolensk, Uni Soviet untuk kunjungan singkat.

Sebelum Hitler dan rombongannya naik pesawat untuk perjalanan pulang, Tresckow bertanya kepada Letnan Kolonel Heinz Brandt, yang bepergian dengan Hitler, apakah dia bersedia membawakan brendi Cointreau kepada Kolonel Helmuth Stieff (yang saat itu belum menjadi konspirator) di markas besar Hitler di Prusia Timur sebagai bayaran atas kalah taruhan.

Perwira itu menurutinya, tanpa mengetahui bahwa paket itu sebenarnya berisi bahan peledak plastik yang dipasang pada sumbu 30 menit.

Tresckow dan ajudannya, Fabian von Schlabrendorff, berharap kematian Hitler akan mendukung upaya kudeta berikutnya. Namun, mereka menerima kabar bahwa pesawat yang ditumpangi Hitler telah mendarat dengan selamat di Berlin.

“Kami tercengang dan tidak dapat membayangkan penyebab kegagalan itu,” kenang Schlabrendorff kemudian, dikutip dari History. “Yang lebih buruk lagi adalah penemuan bom, yang pasti akan mengarah pada deteksi terhadap kami dan kematian banyak kolaborator dekat.”

Tresckow yang panik menelepon perwira staf dan mengatakan kepadanya bahwa telah terjadi kesalahan dengan paket tersebut. Keesokan harinya, Schlabrendorff pergi ke markas besar Hitler dan menukar bom yang disembunyikan itu dengan dua botol brendi.

Setelah diperiksa, dia menemukan sekering yang rusak adalah satu-satunya penyebab bom brendi itu tidak meledak.

Meski gagal membunuh Hitler, Tresckow tidak menyerah. Dia dipindahkan ke “pasukan cadangan Führer” pada akhir Juli 1943. Di Berlin, dia menggunakan kesempatan ini untuk bekerja sama dengan Claus Schenk Graf von Stauffenberg dalam rencana Valkyrie-nya yang terkenal, yang juga bertujuan mengebom Hitler.

Pada tahun 1944, Tresckow telah naik pangkat menjadi mayor jenderal. Dia tetap berhubungan dengan para konspirator meskipun dia tidak dapat terlibat langsung dalam persiapan kudeta.

Tepat sebelum percobaan pembunuhan pada tanggal 20 Juli 1944, Tresckow memperkuat tekad Stauffenberg untuk melaksanakan percobaan pembunuhan tersebut.

Akan tetapi, kudeta itu pun gagal. Tresckow mengucapkan selamat tinggal kepada rekan-rekan konspiratornya, lalu melaju ke Front Timur. Dia bunuh diri di garis depan dekat Ostrów pada tanggal 21 Juli 1944.

Schlabrendorff sendiri ditangkap setelah Plot Juli dan disiksa oleh Gestapo. Karena menolak untuk berbicara, dia dikirim ke kamp konsentrasi Dachau. Dia dibebaskan dari tuduhan pengkhianatan pada Maret 1945.

Setelah perang, Schlabrendorff menjadi hakim Mahkamah Konstitusi Republik Federal Jerman dari tahun 1967 hingga 1975. Dia meninggal pada tahun 1980. [BP]