13 Hipotesis Ilmiah tentang Alasan Van Gogh Memotong Telinga Kirinya

Lukisan berjudul "Self-Portrait with Bandaged Ear" menunjukkan keadaan Van Gogh setelah memotong telinga kirinya. (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)

Vincent van Gogh adalah seniman Belanda yang terkenal tidak memiliki telinga kiri. Dia memotongnya dengan pisau cukur pada tanggal 23 Desember 1888 setelah bertengkar dengan Paul Gauguin, seniman yang pernah bekerja bersamanya selama beberapa waktu di kota Arles, Prancis.

Itu terjadi ketika dia berusia 35 tahun. Setelah membalut lukanya, Van Gogh membungkus telinga yang terputus itu dengan kertas dan membawanya ke rumah bordil di Arles, tempat dia tinggal dan bekerja dengan Gauguin. Dia menyerahkan telinga itu kepada seorang wanita dan berkata kepadanya untuk “menjaga benda ini dengan hati-hati.”

Malam harinya, Van Gogh ditemukan tak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Telinganya yang terputus juga dibawa ke sana, tetapi asisten medis yang merawatnya tidak dapat menyambungkan telinga itu kembali karena telah dibiarkan terlalu lama. Tidak lama setelah keluar dari rumah sakit, sang pelukis masuk ke rumah sakit jiwa untuk menerima perawatan. Dia lalu mengabadikan penampilannya dalam dua lukisan, yaitu Self-Portrait with Bandaged Ear dan Self-Portrait with Bandaged Ear and Pipe.

Tindakan tersebut menjadi cerita paling terkenal dalam sejarah seni. Hingga saat ini, banyak orang memperdebatkan alasan di balik mutilasi diri yang Van Gogh lakukan.

Berdasarkan sebuah makalah tahun 1981 berjudul “Why Did Van Gogh Cut Off His Ear? The Problem of Alternative Explanations in Psychobiography”, W.M. Runyan, seorang psikolog peneliti di Universitas California-Berkeley, menyebut bahwa ada 13 hipotesis ilmiah tentang alasan Van Gogh memotong telinga kirinya.

1. Frustrasi
Hipotesis pertama adalah Van Gogh kemungkinan frustrasi karena dua kejadian, yaitu pertunangan saudaranya Theo, yang sangat dekat dengannya, dan kegagalannya untuk membangun hubungan kerja dengan Paul Gauguin. Dorongan agresif yang ditimbulkan oleh frustrasi ini pertama-tama diarahkan pada Gauguin, lalu berbalik ke dirinya sendiri.

2. Upaya pengebirian diri
Hipotesis kedua menyatakan bahwa aksi mutilasi diri Van Gogh merupakan hasil dari konflik atas dorongan homoseksual yang ditimbulkan oleh kehadiran Gauguin. Telinga disebut sebagai simbol falus (kata slang dalam bahasa Belanda “lul” yang berarti penis. Kata ini mirip dengan kata “lei” yang berarti telinga). Maka tindakan memotong telinga kirinya menyimbolkan upaya pengebirian diri.

3. Dendam terhadap ayahnya
Hipotesis selanjutnya berkaitan dengan dendam pribadi Van Gogh terhadap ayahnya. Gauguin menggambarkan ayah Van Gogh sebagai sosok yang dibenci. Setelah gagal dalam ancaman awalnya, Van Gogh memuaskan rasa dendam dan kebenciannya yang luar biasa terhadap ayahnya dengan menyakiti dirinya sendiri. Saat memotong telinga kirinya, dia membayangkan sedang melukai ayahnya. Pada saat yang sama, dia menghukum dirinya sendiri karena melakukan hal itu.

4. Terpengaruh adu banteng
Van Gogh diduga terpengaruh oleh adu banteng yang pernah disaksikannya di Arles. Dalam acara tersebut, seorang matador diberi telinga seekor banteng sebagai penghargaan, lalu memamerkannya kepada penonton, dan memberikannya kepada wanita pilihannya.

Van Gogh diduga sangat terkesan dengan praktik ini. Dia memotong telinga kirinya untuk memposisikan diri sebagai seekor banteng yang kalah sekaligus seorang matador yang menang. Kemudian, dia memberikan telinga itu kepada wanita pilihannya, seperti yang dilakukan oleh seorang matador.

5. Meniru Jack The Ripper
Jack the Ripper adalah seorang pembunuh berantai misterius yang aktif di sekitar distrik Whitechapel di London, Inggris pada tahun 1888. Pada bulan-bulan menjelang aksi Van Gogh, ada 15 artikel di koran lokal yang memberitakan tentang Jack the Ripper memutilasi tubuh korban-korbannya dan terkadang memotong telinga mereka.

Van Gogh diduga merupakan salah satu orang yang meniru tindakan tersebut, tetapi kepada dirinya sendiri. Ini membuatnya dipandang lebih sebagai seorang masokis alih-alih seorang sadis.

6. Mempertahankan perhatian saudaranya
Van Gogh sangat bergantung secara emosional dan finansial pada saudaranya, Theo. Mereka biasanya menghabiskan liburan Natal bersama. Namun pada tahun 1988, Theo memutuskan untuk berlibur bersama tunangan barunya dan keluarganya. Van Gogh mungkin memotong telinga kirinya sebagai strategi bawah sadar untuk mempertahankan perhatian saudaranya. Dia berharap Theo akan datang dan merawatnya daripada berlibur bersama tunangannya.

7. Menginginkan kasih sayang orang tua
Pada bulan Desember 1888, Van Gogh mulai melukis gambar yang menunjukkan seorang wanita sedang menggoyangkan tempat tidur bayi (La Berceuse). Dia menggunakan Madame Roulin sebagai modelnya. Madame Roulin adalah istri dari Joseph Roulin, seorang tukang pos di kota Arles yang menjadi teman dekatnya.

Van Gogh sangat menyayangi keluarga Roulin. Namun dia mungkin juga iri dengan cinta dan perhatian yang diterima anak-anak keluarga tersebut. Dengan memotong telinga kirinya sendiri, dia berusaha mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari mereka. Respons langsung dari Madame Roulin tidak diketahui, tetapi Joseph Roulin datang menolong Van Gogh pada malam hari dan membantu merawatnya.

8. Simpati terhadap pelacur
Van Gogh sangat bersimpati pada pelacur dan mengidentifikasi diri dengan status mereka sebagai orang buangan. Tindakan memotong telinga kirinya mencerminkan identifikasi ini. Pada bulan Juni, hanya beberapa bulan sebelum memotong telinganya, Van Gogh menulis bahwa para pelacur mirip seperti daging di toko daging. Jadi ketika memperlakukan tubuhnya sendiri, Van Gogh membalikkan peran para pelacur, mengidentifikasi dirinya dengan mereka, dan menunjukkan simpatinya kepada mereka.

9. Ingin dianggap positif oleh ibunya
Van Gogh merasa bahwa ibunya menganggapnya sebagai anak nakal yang terlalu kasar. Van Gogh memotong telinga kirinya mungkin karena dia ingin dianggap lebih positif oleh ibunya. Pikiran bawah sadar cenderung menganggap tonjolan pada tubuh sebagai sesuatu yang maskulin dan agresif.

Dengan demikian, tindakan membuang telinga yang menonjol dimaksudkan untuk memberi tahu seorang pelacur, yang dianggap sebagai pengganti ibunya, bahwa dia bukan laki-laki yang agresif dan suka menyakiti, melainkan sosok tidak berdaya yang mudah ditembus, korban dari rasa sakit.

10. Gangguan kejiwaan
Van Gogh mengalami halusinasi pendengaran yang menakutkan selama episode psikotiknya. Saat berada di sanatorium, dia menulis bahwa pasien lain mendengar suara dan bunyi aneh seperti yang dialaminya. Dia berspekulasi bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh penyakit saraf di telinga. Jadi, dalam kondisi psikotik, Van Gogh dapat merasakan telinganya sendiri sakit dan memotongnya untuk menghilangkan suara-suara yang mengganggu.

11. Memerankan insiden di Alkitab
Injil Yohanes 18:10-11 menceritakan bagaimana Simon Petrus memotong telinga Malchus, seorang hamba imam besar yang datang untuk menangkap Kristus di Taman Getsemani. Van Gogh mencoba melukis insiden tersebut pada musim panas tahun 1888 dan menyebutkannya dalam surat kepada saudara perempuannya di bulan Oktober. Dia memotong telinga kirinya untuk memerankan insiden di Taman Getsemani, di mana dia menjadi korban sekaligus penyerang.

12. Mengulang Penyaliban Yesus
Kemungkinan lain adalah Van Gogh mengidentifikasi dirinya dengan Yesus yang disalibkan. Tindakan Perawan Maria yang meratapi jenazah Kristus melambangkan ibu Van Gogh. Dengan memberikan telinganya kepada seorang pelacur, Van Gogh secara simbolis Vincent mengulang adegan penyaliban Yesus di Kalvari.

13. Menyimbolkan kematian saudaranya
Hipotesis terakhir tentang alasan Van Gogh memotong telinga kirinya adalah dia hidup dalam bayang-bayang mendiang saudaranya, yang juga bernama Vincent, yang meninggal setahun sebelum dia lahir.

Van Gogh merasa tidak dicintai oleh ibunya, yang terus berduka atas kehilangan seorang putra yang dianggap ideal. Tindakan memotong telinga kirinya merupakan upaya Van Gogh untuk memenangkan kasih sayang ibunya, menyimbolkan kematian saudaranya, sekaligus mengejek keterikatan mereka.

Itulah 13 hipotesis ilmiah tentang alasan Van Gogh memotong telinga kirinya. Hipotesis mana yang menurut Anda paling masuk akal? [BP]