Memberi hadiah merupakan salah satu hal yang banyak orang lakukan selama perayaan Natal. Bagi umat Kristen, tindakan ini melambangkan penghormatan yang diberikan kepada bayi Yesus oleh Tiga Orang Majus, yaitu Melchior, Caspar, dan Balthazar. Berdasarkan keterangan di Alkitab, mereka melakukan perjalanan ke lokasi kelahiran Yesus dengan mengikuti sebuah bintang. Setibanya di sana, mereka memberikan hadiah berupa emas, kemenyan, dan mur.
Kemudian ada Santo Nicholas, sosok yang menginspirasi pembuatan karakter Santa Claus. Semasa hidupnya, Santo Nicholas terkenal murah hati karena sering memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan. Cerita-cerita mengenai kebaikannya menyebutkan bahwa dia suka memberikan hadiah kepada anak-anak dan para pemuda secara rahasia.
Tradisi saling memberi hadiah bahkan sudah ada jauh sebelum berkembangnya agama Kristen. Pada Festival Saturnalia di masa Romawi Kuno, orang-orang mengucapkan rasa syukur kepada dewa pertanian Saturnus dengan mengadakan perjamuan dan pesta, diikuti dengan pemberian hadiah secara pribadi.
Di masa kini, memberi hadiah merupakan bagian dari hari Natal. Anak-anak, orang dewasa, dan keluarga-keluarga mendedikasikan waktu mereka untuk menyiapkan berbagai hadiah dan memberikannya pada puncak perayaan. Seiring berjalannya waktu, orang-orang Barat mengetahui hal-hal yang sebaiknya tidak diberikan sebagai hadiah Natal.
Jika Anda ingin memberikan hadiah kepada orang-orang terkasih selama perayaan Natal, Anda harus memperhatikan jenis barangnya dan memilih dengan cermat. Ini penting agar tidak menimbulkan kesan buruk atau menyinggung perasaan sang penerima. Berikut Koran Sulindo telah merangkum 10 hal yang tidak boleh Anda berikan sebagai hadiah Natal.
1. Peralatan Olahraga
Hal pertama yang tidak boleh Anda berikan sebagai hadiah Natal adalah peralatan olahraga. Memberikan barang-barang seperti dumbbell, kettlebell, atau tali skipping akan menimbulkan kesan bahwa Anda berpikir sang penerima terlalu gemuk dan harus menurunkan berat badan. Ini tidak sopan karena dapat menyinggung perasaan dan membuat mereka insecure. Lagipula, membawa peralatan olahraga yang berat akan menyulitkan kedua belah pihak.
2. Produk Perawatan Diri
Tidak semua orang akan menghargai hadiah Natal berupa produk perawatan diri. Orang-orang yang rutin melakukan skin care mungkin akan menyukainya, tapi yang lain akan merasa insecure, tersinggung, atau bahkan terhina. Mereka akan berpikir Anda tidak menyukai penampilan fisik mereka. Atas alasan tersebut, Anda sebaiknya tidak memberikan barang ini.
3. Perlengkapan Kebersihan
Selanjutnya, memberikan hadiah Natal berupa perlengkapan kebersihan, seperti penyedot debu, kain pel, sapu, bahkan tisu toilet, mudah diartikan sebagai penghinaan terselubung. Tidak hanya itu, barang-barang kebersihan merupakan hadiah yang membosankan karena mengingatkan seseorang akan rutinitas sehari-hari, yang mana bukan merupakan topik favorit selama liburan. Kalaupun mereka tidak merasa tersinggung, mereka akan bertanya-tanya atau mencurigai Anda memiliki maksud lain.
4. Peralatan Masak
Meski peralatan masak seperti panci, wajan, piring, cangkir, dan lainnya memiliki nilai kegunaan, memberikan barang-barang tersebut, terlebih kepada perempuan, hanya akan mempromosikan misogini, yaitu ketidaksukaan atau kebencian terhadap perempuan. Misogini berakar dari pemikiran-pemikiran yang salah, salah satunya adalah perempuan harus berada di dapur untuk memasak dan mencuci piring. Membudayakan pemikiran semacam ini akan semakin memperparah ketidaksetaraan gender di masyarakat.
5. Hewan Peliharaan
Hewan peliharaan, tidak peduli seberapa besar ukurannya, adalah makhluk hidup yang wajib dirawat dengan baik hingga akhir hayat mereka. Jangan pernah memberi seseorang hadiah hewan peliharaan jika Anda tidak yakin dia bisa merawatnya dengan baik. Anak-anak khususnya cenderung cepat bosan dalam merawat hewan peliharaan. Anda tidak ingin hewan-hewan menggemaskan itu menderita atau mati karena diabaikan, bukan?
6. Pakaian Dalam
Bagi sebagian orang, pakaian dalam merupakan hadiah yang paling ditakuti saat masih kecil. Hal ini mungkin masih sama hingga mereka dewasa. Wajar saja, seseorang pasti akan merasa malu saat membuka hadiah di depan keluarga dan mendapati isinya adalah pakaian dalam. Karena pakaian dalam merupakan barang pribadi, memberikannya sebagai hadiah Natal merupakan hal yang sangat tidak sopan sekaligus aneh.
7. Barang Bekas Pakai
Memberikan barang bekas pakai, seperti baju-baju lama, akan mengesankan seolah-olah sang penerima adalah orang tidak mampu yang perlu dikasihani. Tentunya ini akan melukai harga diri mereka dan menimbulkan kesedihan alih-alih kebahagiaan.
8. Pakaian yang Aneh
Pakaian yang memiliki gambar-gambar aneh atau terbuat dari bahan yang buruk akan membuat sang penerima merasa enggan atau malu memakainya. Anak-anak dan remaja khususnya mudah merasa malu di depan orang lain. Hadiah semacam itu hanya akan merusak mood mereka. Mereka bisa saja mengalami trauma jika diledek oleh teman-teman sekelas karena mengenakan pakaian semacam itu.
9. Kalender yang Sudah Lewat
Apa gunanya memberikan kalender yang sudah lewat? Orang-orang membutuhkan kalender baru yang menunjukkan tahun baru. Meskipun kalender baru jauh lebih berguna, Anda sebaiknya tidak menjadikan barang yang satu ini sebagai hadiah karena membosankan dan aneh.
10. Petasan
Hal terakhir yang tidak boleh Anda berikan sebagai hadiah Natal adalah petasan. Banyak orang mengalami cedera akibat bermain petasan, bahkan ketika dalam pengawasan. Kembang api buruk bagi lingkungan karena melepaskan gas berbahaya seperti sulfur dioksida, karbon dioksida, dan karbon monoksida. Penumpukan gas berbahaya akan merusak kualitas udara, menyebabkan penyakit paru-paru, dan memperparah perubahan iklim. Selain itu, suara keras dan cahaya terang dari petasan dapat menyebabkan trauma pada hewan serta mengganggu perilaku berkembang biak mereka.
Itulah 10 hal yang tidak boleh Anda berikan sebagai hadiah Natal. Perlakukanlah orang lain dengan baik dan penuh hormat dalam segala kesempatan. Tunjukkan ketulusan Anda selama hari-hari spesial seperti Natal dengan memberikan barang yang pantas tanpa ada maksud tertentu. [BP]