Selama masa kejayaannya, Mesir Kuno dipimpin oleh raja atau ratu yang dikenal sebagai firaun. Bangsa Mesir meyakini firaun berfungsi sebagai mediator antara para dewa dan dunia manusia.
Sebagai penguasa ilahi, firaun dianggap menjaga tatanan ilahi yang ditetapkan pada saat penciptaan. Tatanan yang disebut maat ini diberikan oleh dewi yang bernama maat dan ditegaskan kembali setiap raja atau ratu baru Mesir Kuno naik tahta.
Seorang firaun memiliki sebagian besar tanah Mesir dan mengatur penggunaannya, bertanggung jawab atas kesejahteraan ekonomi dan spiritual rakyatnya, dan menegakkan keadilan kepada rakyatnya. Kehendaknya adalah yang tertinggi, dan dia memerintah berdasarkan dekrit kerajaan.
Dalam sejarah, Mesir Kuno memiliki 10 firaun yang paling terkenal. Berikut adalah pembahasannya, seperti dikutip dari History Hit.
1. Djoser (memerintah 2686 SM-2649 SM)
Djoser mungkin adalah firaun Mesir Dinasti Ketiga yang paling terkenal, tetapi sedikit yang diketahui tentang hidupnya. Salah satu hal yang diketahui adalah dia mengawasi pembangunan piramida berundak yang terkenal di Saqqara, sebuah tonggak penting dalam arsitektur Mesir kuno. Piramida ini, tempat Djoser dimakamkan, adalah bangunan pertama yang mewujudkan desain berundak yang ikonik.
2. Khufu (memerintah 2589-2566 SM)
Firaun Mesir Kuno yang paling terkenal berikutnya adalah Khufu. Seorang firaun Dinasti Keempat, warisan terbesar Khufu adalah Piramida Agung Giza, yang merupakan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia.
Struktur monumental ini merupakan bukti kecanggihan arsitektur Mesir Kuno yang membingungkan. Hal yang luar biasa adalah Piramida Agung GIza tetap menjadi bangunan buatan manusia tertinggi di dunia selama hampir 4.000 tahun. Bangunan ini dirancang oleh Khufu sebagai tangga menuju surga dan cara pembangunannya masih menjadi misteri hingga hari ini.
3. Hatshepsut (memerintah 1478-1458 SM)
Hatshepsut adalah perempuan kedua yang menjabat sebagai firaun. Dia adalah istri Thutmose II dan memerintah pada Dinasti Kedelapan Belas. Anak tirinya, Thutmose III, baru berusia dua tahun ketika ayahnya meninggal pada tahun 1479 sehingga Hatshepsut segera mengambil alih peran firaun. Thutmose III secara teknis juga memerintah sebagai wakil bupati.
Hatshepsut memperkuat legitimasinya sebagai firaun dengan mengklaim bahwa ibunya didatangi oleh dewa Amon-Ra saat mengandung dirinya, yang menandakan keilahiannya. Hatshepsut mengambil peran sebagai firaun dan terbukti sebagai penguasa yang ulung, membangun kembali rute perdagangan penting dan mengawasi periode perdamaian yang panjang.
4. Thutmose III (memerintah 1458-1425 SM)
Thutmose III mendedikasikan dirinya untuk pelatihan militer saat ibu tirinya, Hatshepsut, menjadi firaun. DIa baru mengambil alih peran sebagai penguasa utama saat Hatshepsut meninggal pada tahun 1458.
Pelatihan militer Thutmose III membuahkan hasil dan dia memperoleh reputasi sebagai seorang jenius militer. Bahkan, para ahli Mesir Kuno terkadang menyebutnya sebagai Napoleon dari Mesir. Thutmose III tidak pernah kalah dalam pertempuran dan eksploitasi militernya membuatnya dihormati oleh rakyatnya. Bagi banyak orang, Thutmose III berstatus sebagai firaun terhebat yang pernah ada.
5. Amenhotep III (memerintah 1388-1351 SM)
Selama 38 tahun masa pemerintahannya, Amenhotep III memimpin Mesir yang damai dan makmur. Prestasi Amenhotep III sebagai firaun lebih bersifat budaya dan diplomatik daripada militer. Hanya sedikit firaun Mesir Kuno yang dapat menandingi warisan arsitektur dan seninya.
6. Akhenaten (memerintah 1351-1334 SM)
Putra Amenhotep III, Akhenaten, diberi nama Amenhotep IV saat lahir tetapi mengubah namanya sesuai dengan kepercayaan monoteistiknya yang radikal. Arti dari nama barunya adalah “Dia yang melayani Aten”. Nama ini mewakili keyakinannya terhadap Aten, Dewa Matahari, yang dia anggap sebagai satu-satunya dewa sejati.
Keyakinan agama Akhenaten sedemikian kuat sehingga dia memindahkan ibu kota Mesir dari Thebes ke Amarna dan menamakannya Akhetaten atau “Horizon Aten”. Amarna tidak dikenal sebelum pemerintahan Akhenaten. Saat dia mengubah namanya, dia memerintahkan pembangunan ibu kota baru. Dia memilih lokasi tersebut karena tidak berpenghuni. Dia menganggapnya sebagai bukan milik orang lain, melainkan milik Aten.
Istri Akhenaten, Nefertiti, merupakan sosok yang berpengaruh selama pemerintahannya dan memainkan peran penting dalam revolusi keagamaannya. Selain menjadi istri Firaun Mesir Kuno, Nefertiti juga terkenal karena patung batu kapurnya. Patung ini merupakan salah satu karya seni Mesir Kuno yang paling banyak ditiru dan dapat ditemukan di Museum Neues.
Setelah kematian Akhenaten, Mesir dengan cepat kembali ke politeisme dan dewa-dewa tradisional yang telah dia tolak.
7. Tutankhamun (memerintah 1332-1323 SM)
Tutankhamun adalah firaun termuda dalam sejarah Mesir. Naik takhta di usia 9 atau 10 tahun, dia menjadi firaun Mesir paling terkenal sepanjang masa. Dia adalah putra dari Akhenaten.
Namun, ketenaran firaun muda ini bukan karena prestasi luar biasa, melainkan hampir seluruhnya berasal dari penemuan makamnya pada tahun 1922. Itu merupakan salah satu penemuan arkeologi terbesar di abad ke-20.
“Raja Tut” menjadi dikenal luas setelah penemuan situs pemakamannya yang spektakuler. Dia hanya memerintah selama 10 tahun dan meninggal di usia 20 tahun. Penyebab kematiannya masih menjadi misteri bagi para ahli Mesir Kuno.
8. Ramses II (memerintah 1279-1213 SM)
Pemerintahan Ramses II merupakan yang terhebat di Dinasti ke-19 dan sangat mencolok menurut standar firaun. Sebagai putra Seti I, yang pernah menjadi penguasa bersamanya, Ramses II menyatakan dirinya sebagai dewa sekaligus mendapatkan reputasi sebagai pejuang hebat. Dia memiliki 96 anak dan memerintah selama 66 tahun.
Ramses yang Agung bukanlah firaun yang rendah hati. Warisan arsitektur yang luas dari masa pemerintahannya adalah bukti dari tindakan berlebihannya, yang dianggap telah membuat takhta kerajaan hampir bangkrut pada saat kematiannya.
9. Xerxes I (memerintah 486-465 SM)
Xerxes I memerintah pada Dinasti ke-27 saat Mesir menjadi bagian dari Kekaisaran Persia, setelah ditaklukkan pada 525 SM. Pada masa itu, raja-raja Achaemenid Persia diakui sebagai firaun. Xerxes I merupakan salah satunya.
Dia sering digambarkan sebagai seorang tiran. Kemungkinan besar, sebagai seorang raja Persia, ketidakpeduliannya terhadap tradisi lokal membuatnya tidak disukai oleh orang Mesir. Xerxes I adalah seorang firaun dalam ketidakhadiran (in absentia). Usahanya yang gagal untuk menyerang Yunani membuatnya digambarkan oleh para sejarawan Yunani sebagai raja yang tidak baik.
10. Cleopatra VII (memerintah 51- 30 SM)
Firaun Mesir Kuno paling terkenal yang terakhir adalah Cleopatra VII. Dia merupakan penguasa terakhir Kerajaan Ptolemeus Mesir dan ketenarannya tetap hidup melalui cerita rakyat dan berbagai karya seni. Para cendekiawan berpendapat bahwa penggambarannya sebagai seorang penggoda yang sangat cantik telah mengecilkan kecemerlangannya sebagai seorang pemimpin.
Cleopatra VII adalah seorang ratu yang cerdik dan cerdas secara politik, berhasil membawa perdamaian dan kemakmuran relatif ke kekaisaran yang sedang kesulitan. Kisah cintanya dengan Julius Caesar dan Mark Antony terdokumentasi dengan baik. Cleopatra VII bunuh diri pada tanggal 12 Agustus 30 SM, mengakhiri kekaisaran Mesir.
Itulah tadi 10 firaun Mesir Kuno yang paling terkenal. Mesir Kuno akan selalu dikenang sebagai peradaban besar karena budayanya yang beragam, pengetahuan yang maju, dan arsitektur yang mengesankan. [BP]