Soekarno Satukan Indonesia yang Beragam melalui Pancasila

Soekarno berpidato di hadapan PPKI/wikiwand

Koran Sulindo – Presiden RI pertama Soekarno adalah sosok yang menyatukan Indonesia yang beragam melalui Pancasila.

“Dari nilai-nilai luhur Pancasila, Indonesia mampu menjadi negara besar yang demokratis, rukun, dan toleran,” kata Direktur Eksekutif Aliansi Indonesia Damai (AIDA), Hasibullah Satrawi, dalam seri diskusi “Bung Karno dan Islam” di Megawati Institute, di Jakarta, Kamis (24/5/2018), seperti dikutip antaranews.com.

Dengan penduduk yang mayoritas muslim, Bung Karno berhasil menghadirkan Islam Nusantara. Bung Karno adalah seorang nasionalis yang sangat memahami Islam. Pemahamannya terhadap Islam, diterjemahkan Bung Karno dengan merangkul rakyat sejak masa perjuangan hingga setelah Indonesia merdeka.

“Keliru jika Bung Karno dinilai jauh dari ajaran Islam. Bung Karno adalah sosok Islam Nusantara yang berkemajuan,” katanya.

Bung Karno mampu menyatukan rakyat Indonesia yang beragam, baik suku, agama, ras, dan antargolongan, menjadi satu dalam negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bung Karno juga berperan besar dalam menjaga semangat perjuangan seluruh rakyat nusantara dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.

“Kalau bukan perjuangan Bung Karno yang menggali Pancasila dengan nilai-nilai luhurnya yang universal, mungkin tidak terbentuk Indonesia seperti saat ini, tapi terbelah-belah menjadi negara sendiri-sendiri, Sumatera, Jawa Kalimantan,” katanya.

Pemikiran-pemikiran Bung Karno yang universal itu mampu meyakinkan tokoh-tokoh Islam pada saat itu untuk tidak menjadikan Indonesia sebagai negara Islam, karena di dalamnya terdapat rakyat pemeluk agama lain dan ikut berjuang untuk mencapai kemerdekaan.

“Bung Karno merumuskan intisari ilmu Islam, sehingga para tokoh Islam tidak mempersoalkan apakah menjadi negara Islam atau NKRI, tapi yang utama norma Islamnya hadir, “ katanya.

Tokoh-tokoh Islam pada saat itu menyadari dalam Al Quran, tidak ada satu ayat pun secara eksplisit yang menyebut umat Islam harus mendirikan negara Islam.

Fakta-fakta tersebut menunjukkan Indonesia terbentuk dari para tokoh-tokoh perjuangan pergerakan kemerdekaan yang sangat memahami agama dan beragam.

“Bung Karno saat itu dianggap sebagai kelompok nasionalis yang sangat memperhatikan konsep, roh, dan amalan Islam,” kata Hasibullah. [DAS]