Ilustrasi: "Bom" yang meletus di Gereja Jago Ambarawa/YMA

Koran Sulindo – Polisi mengidentifikasi MF, pelaku teror petasan di depan Gereja Santo Yusuf (Gereja Jago), Ambarawa, Semarang, Kamis (13/4) kemarin, mengidap gangguan jiwa.

Dari hasil pendalaman di lingkungan tempat tinggal MF warga Kecamatan Bergas, Semarang, sudah lama mengalami gangguan jiwa.

“Dan pernah beberapa kali masuk rumah sakit jiwa. Aktivitas sehari-hari wara-wiri di sekitar lingkungan. Tidak pernah pergi jauh,” kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar, di Jakarta, Jumat (14/4).

MF tinggal bersama dengan ibunya yang berusia 70 tahun. Ibu dan 9 saudaranya rata-rata pernah mengalami gangguan jiwa.

“MF tidak bisa dimintai keterangan karena kondisi kejiwaannya dan saat ini Polres Semarang sedang melakukan pemeriksaan terhadap saudara, warga dan perangkat desa untuk mengetahui latar belakangnya,” kata Boy.

Meski mengidap gangguan jiwa, namun selama ini MF tidak pernah membuat keresahan atau perbuatan kriminal.

“Dimungkinkan perbuatan MF dimanfaatkan kondisi kejiwaannya oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan aksi teror,” kata Boy.

Berdasar peristiwa kemarin, polisi meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah dan objek vital.

Seperti diberitakan, Kamis (13/4) pada pukul 14.00 WIB, pengurus Gereja Jago yang tengah mempersiapkan ibadah misa Kamis Putih melihat pelaku berada di halaman gereja. Saat ditegur MF langsung melarikan diri dan tidak beberapa lama, terdengar letusan. Dari tempat kejadian perkara (TKP) ditemukan 5 botol dan 2 diantaranya sudah pecah. Selain itu juga didapatkan 15 buah petasan kembang api. [YMA]