Ilustrasi: LRT di Kuala Lumpur Malaysia/skyscrapercity.com

Koran Sulindo – Uji coba light rail transit (LRT) di Palembang sejak 21 Juli lalu telah tercatat 3 kali mengalami mogok alias berhenti mendadak ketika membawa ratusan penumpang. Terbaru adalah pada Minggu (12/8) kemarin sehingga mendapat sorotan dari masyarakat luas.

Tak ingin disalahkan, pemerintah melalui Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, beroperasinya LRT Palembang masih dalam tahap uji coba. Itu belum digunakan secara resmi. Karena itu, kata Luhut, mogok yang dialami LRT pada Minggu kemarin adalah hal biasa.

Dikatakan Luhut, LRT tersebut merupakan barang baru dan diproduksi oleh PT INKA (Persero). Karena itu, jika ada kekurangan dari proyek LRT, maka sebaiknya tidak usah dibesar-besarkan.

Sementara, Dirjen KAI Kementerian Perhubungan, Zulfikri mengatakan, LRT yang mogok kemarin lantaran putusnya pasokan listrik dari third rail ke badan kereta. Dan disebut baru terjadi pertama kali selama uji coba operasional LRT. Insiden mogok LRT itu terjadi ketika sedang melintasi Stasiun Polresta yang menuju ke Stasiun Jakabaring.

Berdasarkan standar operasional prosedur, pihaknya harus mengevakuasi penumpang dengan 2 cara yaitu memindahkan penumpang ke kereta lain atau dengan memindahkan penumpang lewat jalan kaki. Waktu pemindahan penumpang kemarin diperkirakan mencapai 15 menit hingga 30 menit.

Dikatakan Zulfikri, jika dalam waktu 30 menit kereta tidak dapat dioperasikan, maka penumpang akan dievakuasi. Sedangkan LRT ditarik ke Depo untuk diperbaiki tanpa penumpang. Lantas mengapa mogok? Apakah karena kurangnya waktu uji coba? “Saya kurang tahu, tapi LRT buatan INKA itu sudah siap beroperasi,” katanya seperti dikutip detik.com pada Senin (13/8).

Ia memastikan, insiden mogok yang menimpa LRT Palembang bukanlah suatu kesengajaan. Terlebih masalahnya selalu berbeda-beda. Semisal, karena sensor pintu atau karena masalah sinyal. Sementara yang terbaru karena terputusnya aliran listrik. Masalah-masalah itu, kata Zulfikri, akan menjadi catatan untuk diperbaiki terutama menjelang Asian Games nanti.

Proyek LRT Palembang itu menelan biaya hingga Rp 10,9 triliun dengan panjang lintasan hingga 23 kilometer. [KRG]