Menelusuri Sejarah Kode Morse

Sandi morse. (Foto: Pramuka DIY)

Tanggal 27 April diperingati sebagai Hari Kode Morse secara global, sebuah penghormatan terhadap Samuel Morse, sang penemu sandi ikonik ini, yang lahir pada hari ini tahun 1791 di Charlestown, Massachusetts. Meski dunia kini telah bertransformasi dengan teknologi komunikasi modern, warisan Morse tetap hidup dan dihormati.

Kode Morse merupakan bentuk komunikasi yang tepat, ringkas, dan sangat berpengaruh, terutama dalam dunia militer dan berbagai peristiwa penting di Barat. Bagi banyak orang, terutama yang pernah menapaki dunia Pramuka, sandi morse bukanlah sesuatu yang asing. Ketangkasan dalam membaca dan mengirim sandi morse sering kali menjadi bagian dari pelatihan kedisiplinan dan kecerdasan.

Jejak Sejarah Samuel Morse dan Lahirnya Sandi

Sejak kecil, Samuel Morse menunjukkan ketertarikan besar pada dunia seni. Di usia empat tahun, ia sudah gemar melukis, dan bakat ini kemudian diasah di Royal Academy London, di mana ia bahkan meraih medali emas dalam lomba seni lukis. Karier awalnya pun banyak dihabiskan sebagai pelukis potret di Eropa.

Namun takdir membawanya ke jalur yang berbeda. Dalam perjalanan pulang ke Amerika pada Oktober 1832, Morse mendengar diskusi tentang elektromagnetisme, sebuah konsep baru yang membangkitkan kembali minat lamanya pada kelistrikan, bidang yang sempat ia pelajari di Yale College. Ide tentang telegraf listrik pun mulai menggelayuti pikirannya.

Pada 1835, di Universitas New York, Morse berhasil mengembangkan telegraf pertama. Dua tahun kemudian, bersama rekannya Leonarde Gale dan Alfred Vail, ia mengajukan hak paten untuk alat tersebut. Dalam mengoperasikan telegraf ini, Morse menciptakan sistem sandi berbentuk kombinasi titik (.) dan garis (-) yang mampu mengubah angka menjadi kata-kata. Inilah cikal bakal sandi morse yang kemudian meluas penggunaannya di seluruh dunia, termasuk di perusahaan-perusahaan swasta.

Sandi Morse di Indonesia dan Dunia Pramuka

Di Indonesia, sandi morse sempat berjaya, khususnya di radio-radio non pemerintah dan dalam dunia militer. Pada dekade 1970-an, penggunaan sandi ini mulai berkurang seiring hadirnya sistem komunikasi baru, Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS), yang berbasis satelit.

Meski demikian, hingga kini sandi morse tetap diajarkan dalam kegiatan Pramuka, mengajarkan ketelitian, kesabaran, serta keterampilan berpikir cepat kepada para anggotanya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sandi morse adalah kode berupa titik dan garis yang digunakan untuk mewakili huruf, angka, dan tanda baca dalam pengiriman serta penerimaan berita lewat telekomunikasi.

Samuel Morse meninggal dunia pada 2 April 1872 di New York akibat pneumonia, hanya beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-81. Meskipun telegraf kini sudah tergeser oleh teknologi komunikasi yang lebih canggih, warisan Morse tetap menjadi tonggak penting dalam sejarah komunikasi modern. Kode morse bukan sekadar rangkaian titik dan garis; ia adalah simbol kegigihan manusia dalam menembus batas jarak dan waktu untuk saling berhubungan. [UN]