Koran Sulindo – Ketua Umum Yayasan Kebun Raya Indonesia Megawati Soekarnoputri meresmikan Kebun Raya seluas 167 hektare di Kuningan, Jawa Barat, Kamis (4/4/2019).
Dalam pidatonya, Presiden RI Kelima menyinggung soal politik dan kelestarian lingkungan di Indonesia. Menurut dia, sebagai warga negara, hal itu tak boleh lepas dari tanggung jawab, termasuk menjaga lingkungan.
“Politik itu sebenarnya bagian dari kehidupan, jadi bukan hanya mereka yang ikut berpolitik itu jadi pragmatis,” kata Megawati.
Megawati yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan itu tak ingin suasana politik di Indonesia menjadi “kering kerontang”. Padahal, ada yang perlu dipikirkan selain berpolitik.
Megawati menyebut isu lingkungan harus jadi perhatian. Karenanya, dia terus menyuarakan kepada kader partai banteng. Karenanya, setiap kepala daerah dari PDI Perjuangan harus mengupayakan pembangunan kebun raya.
“Menurut orang lain ngapain ya Bu Mega ngurusin yang aneh-aneh, tapi sebenernya itu tujuan yang utama,” kata Megawati.
Pada bagian lain, Megawati juga menyinggung bagaimana kancah perpolitikan saat ini berbeda dengan sebelumnya. Pemilu kali ini merebak berita bohong, ujaran kebencian dan fitnah.
Maka perlu tokoh-tokoh partai mengarahkan tensi politik ke ranah yang bisa diterima secara universal. Bagaimana masyarakat harus ikut memelihara lingkungan. Sehingga suasana menjadi sejuk dan kondusif.
“Daripada kita teriak-teriak kepada masyarakat tentang hal-hal yang menurut saya bukan jati diri bangsa Indonesia,” kata Megawati.
Panen Raya
Sebelumnya, Megawati meminta anak-anak muda milenial punya kesadaran untuk menjadi petani modern. Menurut Presiden RI Kelima itu, daripada menjadi kaum urban dan menjadi buruh di pabrik, lebih baik mengolah lahan pertanian.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidatonya di hadapan 1000-an orang petani di Indramayu, Jawa Barat, yang akan melakukan panen raya padi Mari Sejahterakan Petani (MSP).
Megawati bercerita, dirinya pernah bertanya ke anak-anak muda soal alasan pergi ke kota dibanding mengolah lahan tani. Jawabannya adalah karena bertani sangat melelahkan dibanding menjadi buruh di perkotaan.
Bagi Megawati, yang dilupakan adalah secapek-capeknya bertani, tetapi dia adalah pemilik lahannya. Lagipula, dibanding dengan beratnya perjuangan pendiri bangsa memperoleh kemerdekaan, kerja bertani belum terlalu berat.
“Tentu capek, tapi nikmat karena tanahnya milik sendiri,” kata Megawati di Indramayu, Jawa Barat, Kamis (4/4/2019).
Diungkapkan Megawati bahwa memang ada kendala pertanian Indonesia. Terlebih, belum banyak penelitian yang benar-benar fokus, misalnya demi menemukan padi yang jumlah bulirnya saja bisa dipastikan.
Megawati mengakui sudah menyampaikan hal itu kepada Presiden Joko Widodo dan sejumlah langkah perbaikan sedang dikerjakan. Di lokasi panen raya itu Megawati yang berdiri berdampingan mengingatkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, soal pentingnya penelitian tersebut. Sehingga masyarakat, khususnya anak muda, tetap tertarik untuk menjadi petani.
Ia mengingatkan kembali agar Pemerintah jangan mudah memberi izin pengalihan lahan persawahan. Megawati berkisah, dahulu di kala jaman penjajahan Belanda, petani Bekasi-Karawang melakukan pemberontakan.
“Karena Belanda akan merubah persawahan. Kenapa? Kalau sawah diubah, mau makan apa? Mau makan rumah?” ujar Megawati.
Nah, kembali ke anak muda, Megawati memberi tips agar menjadi petani lebih ringan. Bentuklah kelompok tani sehingga Pemerintah lebih mudah dalam memberi bantuan.
“Kelompok tani. Kenapa? Suara solid supaya kerjanya sekian hektare dipegang kelompok tani ini. Pemerintah hanya bilang ini ada bibit yang menurut kami bagus. Tinggal kalian (petani muda, red) pilih mau ditanam kemana,” ujarnya.
Satu lagi yang diingatkan Megawati, agar produk pertanian Indonesia jangan buru-buru diekspor. Biarkan produk sendiri dikonsumsi oleh rakyat sendiri. Sisanya baru diekspor.
“Sisanya baru diekspor. Dengan demikian harga gabah stabil,” imbuh Presiden RI Kelima itu.
Usai berorasi, Megawati melakukan pemanenan simbolik padi MSP bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Sekjen PDI P Hasto Kristiyanto, Ketua DPD PDIP Jabar Tubagus Hasanuddin, dan sejumlah caleg partai itu. Hadir juga penemu benih padi MSP Surono Danu.
Jangan Tergiur “Barang Baru”
Megawati Soekarnoputri di meyakinkan masyarakat Indramayu untuk memilih pasangan calon nomor urut 01. Mengingat, kinerja dan kepemimpinan Joko Widodo tak perlu diragukan.
“Apa artinya, jangan tergiur dengan barang baru. Barang lama pun pasti istimewa. Joss. Iya dong,” kata Megawati.
Menurut putri Proklamator Bung Karno itu, saat ini orang suka lupa, dan memilih yang baru dengan harapan lebih bagus. Padahal belum terbukti kinerjanya dan dalam proses pemilihan lima tahun sekali, pilihan tak bisa untuk ajang coba-coba.
“Jadi jangan langsung terpesona dengan barang baru, dipikir coba, berapa tahun sekali, artinya pilih saja Pak Jokowi,” kata Megawati.
Ia menjamin Jokowi tak mungkin macam-macam dalam memimpin Indonesia. Dalam 4,5 tahun ini, mantan Gubernur DKI Jakarta itu sangat fokus bekerja. Berbagai infrastruktur dibangun demi melayani rakyat.
Ke depan, Megawati menyebut Jokowi fokus ke pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penelitian. Program tersebut untuk melengkapi infrastruktur yang telah dibangun di periode pertama.
“Saya tanggung jawab kok. Beliau enggak mungkin lah dia macam-macam. Namanya dia kerja,” kata Megawati. [CHA/DAS]