DIKETAHUI dari tunangannya, Hatice Cengiz, Khashoggi pada Desember 2017 menyatakan niatnya “untuk mengasingkan diri” di Amerika Serikat. Khashoggi lalu mendatangi kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk mengurus surat-surat perceraian agar bisa menikahi Cengiz, yang merupakan perempuan warga Turki.

Saat memasuki gedung konsulat tersebut, Khashoggi menitipkan telepon genggamnya ke Cengiz, yang menunggu di luar gedung. Namun, setelah itu, Cengiz tak melihat Khashoggi ke luar gedung.

Pihak otoritas Arab Saudi awalnya menampik tudingan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas hilangnya Khashoggi. Baru 17 hari kemudian, melalui televisi nasional, otoritas Arab Saudi mengakui Khashoggi telah meninggal dunia “dalam perkelahian di kantor konsulat” itu.

Terkait kasus ini, Raja Salman juga memecat Wakil Kepala Badan Intelijen Ahmed al-Assiri. Letnan Jenderal Ahmed al-Assiri merupakan salah satu tokoh kunci di lingkaran dalam Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.

Nama Assiri menjadi populer saat diangkat menjadi Juru Bicara Kerajaan Arab Saudi dan Koalisinya yang melancarkan perang di Yaman pada Maret 2015. Selama dua tahun, Assiri menjalin kedekatan dengan Pangeran Mohammed bin Salman, yang waktu itu menjadi menteri pertahanan dan perancang perang di Yaman.

Jenderal yang lancar berbahasa Inggris dan Prancis ini pintar menepis tudingan yang menyatakan Arab Saudi semena-mena melakukan pengeboman di Yaman. Ketika menghadiri konferensi internasional di London pada Maret 2017, kedatangan  Assiri dihalang-halangi sejumlah pengunjuk rasa. Bahkan, ada demonstran yang melempar telur ke arah Assiri yang akan memberikan sambutan.

Dari rekaman video terlihat, Assiri sangat marah dan kemudian menunjukkan jari tengahnya kepada para demonstran. Tak lama setelah sepulangannya dari London, ia diangkat menjadi Wakil Kepala Badan Intelijen Arab Saudi. Banyak pihak menilai, pengangkatannya itu meupakan penghargaan atas reputasinya yang cemerlang di militer.

Dalam karir kemiliterannya, Jenderal Assiri pernah mengenyam pendidikan di beberapa akademi militer terkemuka, antara lain di Sandhurst (Inggris), West Point (AS), dan St. Cyr (Prancis). Sebagai perwira tinggi, Assiri memiliki wewenang taktis untuk mengambil keputusan.

Sejauh ini belum jelas, seberapa besar perannya dalam dugaan pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi. The New York Times, dengan mengutip keterangan sebuah sumber, memperkirakan Jenderal Assiri mendapatkan otorisasi lisan dari Pangeran Mohammed bin Salman untuk menangkap Khashoggi dan membawanya ke Arab Saudi untuk diinterogasi.

Sebelum pemecatan Assiri terungkap ke media massa, The New York Times pada 20 Oktober 2018 memberitakan Arab Saudi akan menjadikan Jenderal Assiri sebagai tumpuan tudingan terkait kematian Khashoggi. Cara ini dilakukan agar perhatian publik internasional tak mengarah ke Mohammed bin Salman.