Koran Sulindo – Militer Iran diminta untuk meningkatkan kekuatan mereka dan menunjukkannya kepada musuh, terutama karena sedang bersitegang dengan Amerika Serikat (AS). Dengan cara begitu, musuh akan berpikir dua kali untuk melawan Iran dan mampu memaksanya mundur.
Seruan ini disampaikan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebelum kabar dari Garda Revolusi Iran yang memberi informasi telah menembakkan 7 rudal terhadap kekuatan Kurdi di Irak yang menewaskan 11 orang pada Sabtu (8/9) kemarin.
Presiden AS Donald Trump telah menarik diri dari pembicaraan tentang perjanjian nuklir Iran pada Mei lalu. Sedianya pembicaraan tentang denuklirisasi Iran akan berdampak pada pencabutan sanksi terhadap Iran. Akan tetapi, Iran dan rakyatnya menolak perjanjian yang diajukan AS. Itu juga sebagai bukti, kata Khamenei, sebuah negara seperti Iran tidak takut akan ancaman dari AS.
“Negara demikian bergantung pada kemampuannya sendiri, itu dapat memaksa negara-negara adidaya untuk mundur dan mengalahkan mereka,” kata Khamenei seperti dikutip Reuters pada Minggu (9/9).
Dalam kesempatan itu, Khameni juga memuji angkatan laut Iran di Teluk Aden, lepas pantai Yaman. Iran menolak tuduhan Arab Saudi yang disebut membantu kelompok Houthi di Yaman yang kini sedang menghadapi koalisi militer yang dipimpin pasukan Arab Saudi.
Iran juga disebutkan punya kemampuan untuk membagikan pengetahuan atau teknologi tentang cara memproduksi bahan bakar roket yang bisa ditembakkan dalam waktu singkat. Dalam waktu dekat, pemerintah akan meningkatkan kemampuan rudal balistik dan jelajahnya serta mendapatkan pesawat tempur dan kapal selam modern untuk meningkatkan pertahanan militernya.
Pada Sabtu (8/9) kemarin, Iran menolak seruan Prancis untuk kembali membicarakan tentang perjanjian nuklir negara tersebut. Juga membicarakan tentang peran Iran dalam perang Suriah dan Yaman. Itu dilakukan Iran menyusul keputusan AS yang menarik diri dari pembahasan nuklir Iran pada 2015. [KRG]