Emir Moeis untuk Kaltim 1 Makin Menguat

Pendiri dan Pemimpin Umum Suluh Indonesia, Emir Moeis (kiri) bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Koran Sulindo – Dukungan kepada politisi senior  PDI Perjuangan, Emir Moeis, untuk menjadi Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) terus mengalir. Pada 9 Juni lalu, misalnya, Dewan Pimpinan Pusat Perjuangan Demokrasi (Repdem) Kaltim menyatakan dukungannya. Repdem adalah organisasi sayap dari PDI Perjuangan. Dukungan Repdem itu dinyatakan melalui surat kepada Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Gubernur/Calon Wakil Gubernur Kaltim Periode 2018-2023 PDI Perjuangan, Jalan Kartini, Samarinda.

Dijelaskan Ketua Repdem Kaltim Roland Stephen, keputusan tersebut merupakan hasil rapat pleno pengurus Repdem. “Kami mendukung Bapak Emir Moeis, sekaligus memberikan amanah agar Bapak Emir bisa menjadi bagian dari pesta demokrasi ini, sebagai calon gubernur 2018. Surat resmi ini kami sampaikan ke Panitia Penjaringan dan Penyaringan DPD PDI Perjuangan Kaltim,” kata Roland.

Dalam kesempatan itu, Roland didampingi 12 pengurus Repdem. “‎Setelah menyerahkan surat dukungan dan penyataan sikap, kami akan sosialisasi ke DPD Repdem se-Kaltim. Kami akan sosialisasi terkait dukung sepenuhnya untuk Bapak Emir Moeis. Kami akan meminta sikap DPD Repdem se-Kaltim untuk Pilgub 2018,” tuturnya.

Pada tanggal yang sama, Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan Kabupaten Kutai Timur juga menyatakan sikap yang sama. Mereka juga menyerahkan surat dukungan secara resmi ke pantia. “Kami dari perwakilan PAC se-Kutai Timur memberikan dukungan kepada Pak Emir Moeis. Kami dari pengurus kecamatan sebanyak 18 PAC‎ menyerahkan dukungan ke DPD PDI-P Kaltim,” kata Sekretaris PAC Sangatta Utara, Yulia Boa, yang menjadi koordinator PAC se-Kutai Timur.

Emir Moeis dengan pengalaman panjangnya sebagai politisi dan pengetahuannya yang luas sebagai akademisi, lanjut Yulia, merupakan sosok yang mampu membantu persoalan masyarakat Kaltim, terutama yang ada di daerah pedalaman. “Waktu di DPR RI, beliau banyak membantu ke daerah-daerah seperti di Kutai Timur,” ujar Yulia.

Pernyataan dukungan juga datang dari PAC PDI Perjuangan Sungai Kunjang, Samarinda. Mereka mengirimkan surat dukungan dari tujuh ranting pada 13 Juni 2017.  “Kami sepakat mendukung kader internal. Calon yang didukung harus dikenal anggota dan kader. Kami mendapat mandat dan dukungan tujuh ranting di Sungai Kunjang,” tutur Ketua PAC Sungai Kunjang Andri Herpanda di Sekretariat DPD PDI Perjuangan Kaltim. Adapun ranting yang mendukung itu adalah ranting Teluk Lerong Ulu, Karang Anyar, Loa Bakung, Loa Buah, Karang Asam Ulu, Karang Asam Ilir, dan Lok Bahu.

Ketua Panitia Penyaringan dan Penjaringan Pendaftaran Pemilihan Gubernur Kaltim Periode 2018-2023 PDI Perjuangan, Sevana Podung, juga menyatakan turut mendukung. “Saya sangat mendukung kader PDI Perjuangan yang didorong maju di pilgub. Apa pun hasilnya, harus kader yang maju, bukan kandidat karbitan. Arahan dari DPP memang kader, tapi kita juga harus hormati keputusan DPP nanti siapa yang akan diusung,” tutur Podung.

Pada 13 Juni 2017 itu, PAC PDI Perjuangan Penajam juga menyatakan dukungannya kepada Dr. H Izederic Emir Moeis. Menurut Sekretaris PAC Penajam, Margono Susanto, empat PAC PDI Perjuangan di Kabupaten Penajam Pasir Utara telah sepakat mendukung Emir Moeis. “Kecamatan Penajam, Waru, Babulu, dan Sepaku. Itu tercatat dari 54 desa, sepakat harga mati mendukung kader senior Pak Emir Moeis,” kata Margono setelah menyerahkan surat dukungan. Kesepakatan itu, lanjutnya, berdasarkan hasil rapat yang disampaikan aspirasi kader di tingkat PAC. “Kami berharap dari kader sendiri yang maju. Itulah hasil rapat kemarin dengan mempertimbangkan kader senior, guru kami, Pak Emir Moeis,” katanya.

Menurut Sevana Podung, sudah ada 14 dukungan yang mengalir untuk Emir Moeis. “Sudah 14 dukungan dari seluruhnya. Termasuk sayap partai dan anak cabang, yang memberikan khusus ke Pak Haji Emir Moeis untuk maju di Pilgub Kaltim 2018,” ungkapnya.

Sebelumnya, pada Rapat Kerja Nasional II PDI Perjuangan yang berlangsung 20 dan 21 Mei 2017 lalu di Bali, jajaran pengurus Dewan Pimpinan Cabang dan Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Kalimantan Timur secara aklamasi telah mengusulkan nama Emir Moeis sebagai satu-satunya calon gubernur dari partainya. Yang juga secara aklamasi mendukung Emir adalah jajaran pengurus Dewan Pimpinan Daerah Taruna Merah Putih Kalimantan Timur. Taruna Merah Putih juga organisasi sayap PDI Perjuangan.

“Bapak Emir Moeis merupakan kader senior partai yang sepak terjang dan ketokohannya sudah terbukti selama ini dalam menjalankan dan membesarkan PDI Perjuangan, baik untuk Kalimantan Timur maupun nasional,” demikian antara lain tertuang dalam surat pernyataan dukungan yang ditandatangani Ketua DPD Taruna Merah Putih Kalimantan Timur Iswandi, M.M. dan sekretarisnya, Arifuddin, M.Kom., yang bertanggal 6 Juni 2017.

Selain itu, DPD Taruna Merah Putih Kalimantan Timur juga memandang, hanya Emir Moeis yang mampu bersaing dan berkompetisi dengan calon-calon lain dari eksternal PDI Perjuangan. “Dengan melihat perolehan kursi di DPRD provinsi sudah selayaknya PDI Perjuangan Kalimantan Timur untuk mengusung sendiri kader terbaiknya dalam pemilihan gubernur tahun 2018.”

Dukungan juga datang dari organisasi kemasyarakatan Dewan Pimpinan Pusat Samarinda Bersatu (Saber) Kalimantan Timur. Pada 6 Juni 2017, Ketua Saber Kalimantan Timur Sutrimo Wardoyo didampingi sekretarisnya, Edi Siswanto, serta puluhan pendukungnya membentangkan spanduk dukungan kepada Emir Moeis di depan Sekretariat DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur. “Saya hanya berpesan, utamakan kader partai seperti beliau, Pak Emir Moeis. Karena, dia senior dan loyal kepada partai,” kata Sutrimo.

Emir Moeis adalah anak pertama dari Inche Abdoel Moeis, Gubernur Pertama Provinsi Kalimantan Timur, yang kala itu bernama Swatantra Tingkat I Kalimantan Timur. Ia aktif di PDI Perjuangan sejak tahun 1998. Di masa mudanya, sekitar tahun 1970, Emir Moeis menjadi anggota muda Partai Nasional Indonesia (PNI) dan menjadi staf khusus di dewan pimpinan pusat partai itu, saat sang ayah menjadi Ketua DPP PNI periode terakhir, sebelum fusi menjadi Partai Demokrasi Indonesia.

Pada pertengahan Mei 2017 lalu, Emir diberi tugas oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi Eksekutif Perencanaan Kebijakan PDI Perjuangan. Posisinya tersebut masuk dalam Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, meski tidak masuk dalam struktur kepengurusan. Tugas utamanya antara lain menjalin hubungan internasional serta penggalangan negara-negara The New Emerging Forces (Nefos) sebagaimana digagas dan dijalankan Presiden Soekarno dulu—gagasan terakhir Presiden Soekarno yang tak sempat terwujud walau gedungnya sempat selesai dan kemudian dijadikan gedung MPR/DPR/DPD sekarang, karena Bung Karno keburu dijatuhkan oleh kaum imperialis.

Emir Moeis juga pernah diberi amanat untuk menjadi Ketua DPP Bidang Ekonomi dan Keuangan PDI Perjuangan selama dua periode kepengurusan. Lewat partai itu pula, master teknik industri dan lingkungan hidup lulusan Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, dan terakhir lulus dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, ini pernah menjadi anggota DPR selama tiga periode. Di DPR, Emir pernah menjadi Ketua Komisi IX DPR RI dan Ketua Panitia Anggaran DPR RI (yang sekarang namanya menjadi Badan Anggaran).

Sebelum aktif berpolitik di PDI Perjuangan, Emir Moeis adalah seorang akademisi yang mendedikasikan dirinya sebagai tenaga pengajar di Fakultas Teknik Universitas Indonesia selama  29 tahun. Gelar insinyur Emir sendiri diperoleh dari Intistut Teknologi Bandung. [MKS]