DPD Samarinda Bersatu Dukung Emir Moeis Jadi Gubernur Kalimantan Timur

Koran Sulindo – Politisi senior PDI Perjuangan, Emir Moeis, mendapat dukungan dari berbagai kalangan untuk menduduki kursi Gubernur Kalimantan Timur periode 2018-2023.  Pada Rapat Kerja Nasional II PDI Perjuangan yang berlangsung 20 dan 21 Mei 2017 lalu di Bali pun, jajaran pengurus Dewan Pimpinan Cabang dan Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Kalimantan Timur secara aklamasi mengusulkan nama Emir Moeis sebagai calon gubernur provinsi itu.

Emir sendiri telah mendaftarkan diri sebagai bakal calon Gubernur Kalimantan Timur untuk Pemilihan Kepala Daerah 2018. Emir telah menyerahkan kembali formulir berkas pendaftaran ke Sekretariat DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur di Jalan Kartini, Samarinda, pada 1 Juni 2017 lalu.

Organisasi sayap PDI Perjuangan, DPD Taruna Merah Putih Kalimantan Timur, juga telah menyatakan dukungannya kepada Emir Moeis. Dukungan juga datang dari organisasi kemasyarakatan Dewan Perwakilan Daerah Samarinda Bersatu (Saber) Kalimantan Timur.

Pada Selasa siang (6/6), Ketua Saber Kalimantan Timur Sutrimo Wardoyo, didampingi sekretarisnya, Edi Siswanto, serta puluhan pendukungnya membentangkan spanduk dukungan kepada Emir Moeis di depan Sekretariat DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur. “Saya hanya berpesan, agar utamakan kader partai seperti beliau, Pak Emir Moeis. Karena, dia senior dan loyal dengan partai,” kata Sutrimo.

Ketua Panitia penjaringan dan Penyaringan PDI Perjuangan Kalimantan Timur, Sevana Podung, mengatakan bahwa memang ada arahan dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. “Memang ada arahan Ibu Ketua Umum. Tetapi, semua ini ada mekanisme dan proses. Dan semua ditentukan oleh DPP. Dan saya harap, dukungan ini juga disampaikan ke Pak Emir,” ujar Sevana.

Emir Moeis adalah anak pertama dari Inche Abdoel Moeis, Gubernur Pertama Provinsi Kalimantan Timur, yang kala itu bernama Swatantra Tingkat I Kalimantan Timur. Ia aktif di PDI Perjuangan sejak tahun 1998. Di masa mudanya, sekitar tahun 1970, Emir Moeis menjadi anggota muda Partai Nasional Indonesia (PNI) dan menjadi staf khusus di dewan pimpinan pusat partai itu, saat sang ayah menjadi Ketua DPP PNI periode terakhir, sebelum fusi menjadi Partai Demokrasi Indonesia.

Pada pertengahan Mei 2017 lalu, Emir diberi tugas oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi Eksekutif Perencanaan Kebijakan PDI Perjuangan. Posisinya tersebut masuk dalam Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, meski tidak masuk dalam struktur kepengurusan. Tugas utamanya antara lain menjalin hubungan internasional serta penggalangan negara-negara The New Emerging Forces (Nefos) sebagaimana digagas dan dijalankan Presiden Soekarno dulu—gagasan terakhir Presiden Soekarno yang tak sempat terwujud walau gedungnya sempat selesai dan kemudian dijadikan gedung MPR/DPR/DPD sekarang, karena Bung Karno keburu dijatuhkan oleh kaum imperialis.

Emir Moeis juga pernah diberi amanat untuk menjadi Ketua DPP Bidang Ekonomi dan Keuangan PDI Perjuangan selama dua periode kepengurusan. Lewat partai itu pula, master teknik industri dan lingkungan hidup lulusan Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, dan terakhir lulus dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, ini pernah menjadi anggota DPR selama tiga periode. Di DPR, Emir pernah menjadi Ketua Komisi IX DPR RI dan Ketua Panitia Anggaran DPR RI (yang sekarang namanya menjadi Badan Anggaran).

Sebelum aktif berpolitik di PDI Perjuangan, Emir Moeis adalah seorang akademisi yang mendedikasikan dirinya sebagai tenaga pengajar di Fakultas Teknik Universitas Indonesia selama  29 tahun. Gelar insinyur Emir sendiri diperoleh dari Intistut Teknologi Bandung. [MKS]