Ditemukan Puing Baru, Keluarga Korban Tuntut Pemerintah Malaysia Lanjutkan Pencarian MH370

Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines MH370 [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Keluarga korban mendesak pemerintah Malaysia untuk kembali menyelidiki tentang misteri hilangnya pesawat udara Malaysia Airlines MH370. Pasalnya, beberapa puing yang ditemukan baru-baru ini diyakini menjadi bagian dari pesawat yang hilang 4 tahun lalu.

Pesawat udara jenis Boeing 777 yang membawa penumpang sekitar 239 orang hilang pada 8 Maret 2014 ketika sedang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing. Misteri hilang MH370 itu dinilai sebagai kasus kecelakaan pesawat yang “terbesar’ sepanjang sejarah penerbangan dunia.

Channel News Asia melaporkan, hasil penyelidikan panjang yang memakan waktu bertahun-tahun dirilis pada Juli lalu sama sekali tidak memberi petunjuk apapun mengapa pesawat itu menghilang begitu saja. Tentu saja laporan itu memicu kemarahan para keluarga korban.

Salah satu keluarga korban VR Nathan mengatakan, bahwa puing-puing yang baru ditemukan itu terdiri atas 5 bagian kecil pesawat yang ditemukan di Madagaskar. Istri Nathan merupakan salah satu penumpang yang ada dalam pesawat MH370. Puing itu lantas diserahkan kepada Menteri Perhubungan Malaysia Anthony Loke pada Jumat (30/11) di kantornya, Kuala Lumpur.

Dikatakan Nathan, dari 5 puing yang ditemukan satu bagian tertera label MH370 yang masih bisa dibaca. Yang menemukan puing-puing tersebut adalah para nelayan. Berdasarkan fakta baru ini, Nathan ingin pemerintah melanjutkan pencarian sehingga keluarga korban menjadi tahu apa yang sesungguhnya terjadi kepada pesawat.

Temuan itu lantas menghidupkan lagi harapan keluarga korban. Sejauh ini baru 3 potongan yang dipastikan milik MH370, termasuk bagian sayap. Pemerintah Malaysia pernah mengatakan, pencarian pesawat MH370 akan dilakukan apabila ada temuan baru. Puing baru ini lalu memberikan secercah harapan bagi keluarga korban.

Menteri Perhubungan Malaysia, Loke mengatakan, pihaknya akan segera memverifikasi puing-puing baru itu. Mereka disebut membutuhkan verifikasi kredibel sebelum pemerintah memutuskan akan melanjutkan pencarian. [KRG]