Bagaimana Media Barat Melihat Pembantaian di Gaza?

Koran Sulindo – Unjuk rasa berdarah di sepanjang perbatasan Gaza yang menewaskan sedikitnya 60 dan melukai ribuan lainnya, mengambil panggung dalam pemberitaan media-media dunia.

Jika pemberintaan media utama di Asia umumnya menunjukkan simpati pada peristiwa di Gaza, mayoritas media barat menyandingkan peristiwa kekerasan itu dengan pembukaan Kedutaan Besar AS di Jerusalem tanpa empati.

Itu seperti peristiwa yang umum terjadi sehari-hari.

Meski menampilkan aksi protes-protes di Gaza, media-media tersebut sama sekali tak menampilkan kutukan apapun tentang pembantaian tersebut. Munafik.

Ini dimaklumi, karena bagaimanapun mereka toh melayani kepentingan pemerintahnya masing-masing.

The New York Times melaporkan tentang protes itu dengan tajuk ‘Israelis Kill Dozens in Gaza’ bersama dengan foto-foto dari Gaza.

Di bawah artikel sebuah tulisan lain ditulis berjudul ‘Death in Gaza, a New Embassy in Jerusalem and No Sign of Peace.’

Tajuk utama New York Times.

Sementara itu situs web Fox News mengkritik liputan New York Times sebagai bias terhadap Israel.

Di Inggris, Daily Mail Inggris mengabdikan separuh halaman depannya untuk cerita-cerita tentang Gaza dengan judul ‘BLOODBATH: Scores dead, thousands wounded as Israel fires on Palestinians protesting over Trump’s new embassy.’

Umumnya media-media tersebut menampilkan perbedaan mencolok antara gambar-gambar mengerikan yang dari Gaza dan kemenangan di Yerusalem setelah pembukaan Kedubes AS di kota itu.

Judul halaman depan The Guardian Inggris itu berbunyi ‘Israel: Trump’s new empbassy opens – and dozens are killed’.

Media itu melengkapi liputannya dengan gambar terpisah Ivanka Trump yang mengusung plakat kedutaan dan dua orang Palestina yang membawa seorang pria yang terluka menjauh dari kabut tebal gas.

Sementara itu The Wall Street Journal secara singkat menyatakan ‘Chaos as U.S. Embassy opens’ juga dengan kontras foto Ivanka Trump dengan bingkai aksi protes yang bergolak.

The Huffington Post juga memanfaatkan gambar layar terpisah menghadirkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbicara di latar belakang lambang AS di satu sisi, dan seorang pria Palestina membawa seorang anak saat berlari dari api di sisi lain.

Halaman depan The South African The Star mengabaikan pembukaan kedutaan sepenuhnya, menunjukkan gambar kemarahan seorang pemuda Palestina dengan judul ‘Gaza Fury.’

Selain itu, media tersebut juga menulis penarikan Duta Besar Afrika Selatan dari Israel.

Terlepas dari apapun yang ditulis media-media itu, fakta yang tidak bisa dibantah adalah 60 korban tewas dan 1.360 warga Palestina terluka oleh kebrutalan Israel. Jumlah itu termasuk 130 yang berada dalam kondisi serius atau kritis.

Di antara korban tewas itu adalah Lyala Anwar, seorang bayi yang baru berusia 8 bulan. Layla tewas setelah mengisap gaz yang ditembakkan oleh tentara Israel.

Secara keseluruhan mereka yang terluka oleh bentrokan jumlahnya mencapai 2.771.

Lebih dari 40.000 warga Palestina turun jalanan di Gaza untuk menentang pembukaan Kedutaan AS di Yerusalem. AS memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem atas perintah Presiden AS Donald Trump.(TGU)