Ilustrasi/akun Facebook Istirahatlah kata-Kata

Koran Sulindo – Keluarga dan kawan-kawan penyair Wiji Thukul mengundang Presiden Joko Widodo menonton film “Istirahatlah Kata-Kata”.

Film yang mengisahkan saat-saat penyair pelo itu bersembunyi dari kejaran tentara Orde Baru pascakerusuhan 27 Juli 1996 di Jakarta. Jikul, demikian dulu namanya juga pernah dipanggil, melarikan diri ke Pontianak selama 8 bulan

“Bagi kami penting sekali kehadiran presiden Jokowi karena sejak ketika beliau masih menjadi walikota Solo sudah kenal secara personal dengan keluarga Wiji Thukul,” kata Mugiyanto Sipin, kawan Wiji Thukul, dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (8/1), seperti dikutip Antara.

Adik kandung Wiji Thukul, Wahyu Susilo, menegaskan pentingnya kehadiran Presiden Jokowi .

“Karena memang selama beliau waktu itu masih menjadi walikota, beberapa peringatan jatuhnya Orde Baru dan beberapa kali pembacaan puisi juga sempat difasilitasi. Kemudian juga pada saat beliau menjadi gubernur Jakarta, dia juga menyempatkan diri mengundang keluarga, bahkan dia menyampaikan dia sangat suka kepada puisi berjudul “Peringatan,” kata Wahyu.

Keluarga Wiji Thukul secara khusus akan meminta presiden Jokowi untuk menonton film yang akan diputar serentak di 8 kota mulai 19 Januari nanti.

Pada Selasa (10/1) lusa, keluarga dan kawan Thukul akan ke Istana Negara, menyampaikan undangan menonton film tersebut.

“Saya berharap Pak Jokowi bersedia menonton film ini karena saya masih ingat bahwa Pak Jokowi juga salah satu pengagum karya Bapak saya,” kata Fitri Nganthi Wani, anak pertama Thukul.

Mereka juga mengundang beberapa pihak yang selama ini banyak membantu kampanye penyelesaian kasus Thukul dan orang hilang lainnya, yaitu Iwan Fals dan Slank. Iwan Fals pernah membuat lagu dari puisi “Pulanglah Pak” karya Wani.

Didedikasikan untuk Generasi Muda

Film ini karya sinema panjang kedua sutradara asal Yogyakarta, Yosep Anggi Noen.

“Membaca puisi-puisi Wiji Thukul adalah membaca catatan harian tentang rumah sederhana, nasi, roti yang tak terbeli dan cerita-cerita tetangga,” kata Yosep, melalui rilis pers.

Menurut sutradara kelahiran 1983 ini,  Wiji menunjukkan puisi mampu disusun dari keseharian, bukan saja bunga-bunga kata. Wiji menyajikannya dalam puisi yang lugas sekaligus lugu sehingga sangat efektif mencatat jaman dan mengoreksi kekuasaan pada masa itu.

“Film ini didedikasikan untuk penonton Indonesia. Terutama generasi muda. Segera kami akan membawa film ini pulang dan mengusahakannya tayang di bioskop Indonesia,” kata Produser Yulia Evina Bhara.

“Istirahatlah Kata-Kata” adalah produksi kolaborasi Yayasan Muara, KawanKawan Film, Partisipasi Indonesia, dan LimaEnam Films.

Pemain pendukung antara lain Gunawan Maryanto (Wiji Thukul), Marissa Anita, Melanie Subono, Eduwart Boang, Arswendy Nasution, dan Davi Yunan. [DAS]