Ketua Partai Rakyat Austria Sebastian Kurz [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Partai beraliran kanan kemungkinan akan memenangi pemilihan umum di Austria. Partai Rakyat (OVP), pendukung utama pelarangan menggunakan burka di depan umum diperkirakan akan mendapat 33 persen suara di parlemen.

Peran Ketua OVP Sebastian Kurz disebut akan menjadi penentu kemenangan partai kanan itu. Ia yang masih berusia 31 tahun dan menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Austria menjadi garda terdepan Partai OVP untuk meraup perolehan suara dari masyarakat.

Seperti yang dilaporkan teleSUR, pemilih yang sudah memenuhi syarat mencapai 6,4 juta orang. Pemilih ini yang akan menentukan partai mana kelak yang paling banyak memperoleh suara. Kursi yang diperebutkan adalah 183 kursi dengan 13 ribu tempat pemilihan suara di seluruh negeri.

Kemudian, 900 ribu pemilih atau 14 persen dari pemilih juga berhak memberikan suaranya melalui surat. Surat suara akan dihitung pada Senin dan Kamis.

Dari jajak pendapat sebelum pemilihan umum, Partai Kebebasan Austria (FPO) disebut mendapat 27 persen suara dan Partai Sosial Demokrat hanya meraup 23 persen. Kurz disebut menolak untuk berkoalisi dengan Partai Sosial Demokrat yang dipimpin Christian Kern. Kurz yakin melalui pemilu kali ini ia akan menjadi pemimpin Austria dan termuda di dunia.

Ia, Kurz itu, sejak memimpin Partai OVP membawa politiknya ke kanan. Ia berjanji untuk memblokade jalur migrasi ke Eropa dan menolak untuk menambah perhatian kepada para pengungsi. Juga menolak memberikan tunjangan kepada orang asing yang tinggal di Austria kurang dari lima tahun.

Ia karenanya dicap sebagai sosok populis anti-imigrasi. Terlebih slogan utamanya dalam berkampanye adalah menghentikan imigrasi ilegal. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Kurz mengatakan, pemerintahannya saat ini menghadapi konsekuensi akibat kesalahan yang dilakukan sekitar tiga atau empat dekade lalu. Imigrasi karena itu menjadi tidak terkendali.

Kendai Kurz optimistis memenangi pemilu di Austria, secara umum kandidat populis beraliran kanan di Eropa gagal memenangi pemilu. Itu terbukti di Belanda, Perancis, dan Jerman. Bedanya, masyarakat Austria menyukai Kurz, bahkan mendukung undang undang yang melarang masjid menerima dana asing dan penggunaan burka di ruang publik.

Kurz beralasan, negaranya ingin membentuk Islam versi Austria, bukan dikontrol oleh negara lain. Sedangkan kandidat Partai Kebebasan Heinz-Christian Strache cenderung setuju menjalin koalisi dengan Kurz. Keduanya memiliki program yang sama yakni menghapus pajak perusahaan dan penghematan fiskal.

Menurut jajak pendapat, Partai Kebebasan akan meraih posisi kedua setelah partai Kurz. Selama bertahun-tahun, Partai Sosial Demokrat memimpin pemerintahan Austria dan berhasil membangun pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Akan tetapi, partai ini dianggap gagal dalam hal-hal imigrasi dan nasionalisme identitas.

Pada 2015, para pengungsi yang berjumlah sekitar 70 ribu itu dan terdiri atas warga negara Suriah, Afghanistan dan Irak serta mayoritas Islam mencari suaka ke Austria. Masuknya migran ini memicu ketidakpuasan warga negara Austria karena disebut berdampak kepada program sosial masyarakat. Jumlah penduduk Austria saat ini mencapai 8,7 juta jiwa. Dari jumlah itu 560 ribu adalah Muslim. [KRG]